Juru Bicara Operasi Inherent Resolve Kolonel Myles B. Caggins berkata serangan yang direncanakan sebelumnya di Pabrik Semen Lafarge dekat perbatasan Turki di Suriah menargetkan penyimpanan amunisi buat "mengurangi kegunaan militer fasilitas itu."
"Ofensif terkoordinasi terjadi setelah semua personel dan peralatan taktis dikeluarkan dari pangkalan," katanya, disiarkan dari UPI, Kamis 17 Oktober 2019.
Kompleks pabrik telah digunakan sebagai markas untuk misi pasukan koalisi yang menargetkan Islamic State (ISIS) di Suriah.
Sebelumnya Rabu, ia katakan pasukan koalisi sudah ditarik dari timur laut Suriah dan telah meninggalkan Pabrik Semen Lafarge dan kota-kota Raqqa dan Tabqah.
Pada Selasa, ia mengatakan kepada Fox News bahwa Pasukan Demokrat Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi, yang telah bertempur bersama Amerika Serikat sebagai bagian dari koalisi, sudah membakar kompleks sebelum mengosongkan daerah tersebut.
"Prioritas kami adalah melindungi pasukan yang tersisa di LCF ketika banyak pasukan bertemu di timur laut Suriah. Pasukan koalisi melakukan penarikan yang disengaja dari timur laut Suriah,” ucap Caggins.
Serangan itu terjadi ketika pasukan Turki maju bergerak ke Suriah utara sebagai bagian dari Operasi Musim Semi Perdamaian yang dimulai pekan lalu untuk membersihkannya dari pasukan Kurdi yang dianggapnya sebagai teroris.
Pasukan Turki mulai bergerak maju setelah pasukan AS diperintahkan menarik diri dari wilayah tersebut oleh Presiden AS Donald Trump -- keputusan yang telah menuai kecaman nasional dan internasional.
Pada Rabu, Dewan Perwakilan AS di luar negeri memberikan suara untuk mengutuk keputusan Trump dengan suara 354-60.
Menurut pemantau Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), yang berpusat di Inggris, pada pekan pertama Operasi yang dilakukan Turki, 300.000 orang telah telantar dan 360 pasukan SDF dan 71 warga sipil, termasuk 21 anak-anak, terbunuh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News