Mobil polisi yang rusak di lokasi ledakan bom dekat stadion sepakbola di Istanbul, Turki, 10 Desember 2016. (Foto: AFP/OZAN KOSE)
Mobil polisi yang rusak di lokasi ledakan bom dekat stadion sepakbola di Istanbul, Turki, 10 Desember 2016. (Foto: AFP/OZAN KOSE)

Dua Ledakan di Turki Diklaim Gerilyawan Kurdi

Arpan Rahman • 12 Desember 2016 11:55
medcom.id, Istanbul: Turki mengumumkan hari berkabung nasional, Minggu 11 Desember, dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban yang tewas, setelah dua pengeboman di Istanbul menewaskan 38 orang dan melukai 155 lainnya di dekat stadion sepakbola.
 
Pembantaian diklaim kelompok militan Kurdi berbasis Turki.
 
Kurdistan Freedom Falcons, atau TAK, mengatakan dua anggotanya telah mengorbankan hidup mereka dalam serangan, Sabtu 10 Desember malam, yang menargetkan pasukan keamanan di luar stadion Besiktas tak lama setelah akhir sebuah pertandingan.

"Dua rekan kami menjadi martir heroik dalam serangan itu," menurut sebuah pernyataan di situs TAK seperti dilansir Daily Mail, Minggu (11/12/2016).
 
Ledakan ini digambarkan sebagai balasan atas aksi kekerasan di wilayah tenggara dan hukuman penjara atas Abdullah Ocalan, pemimpin Partai Pekerja Kurdistan, atau PKK. TAK dianggap oleh otoritas Turki sebagai cabang PKK.
 
Baca: Tak Ada Korban WNI di Bom Istanbul
 
Dua bom mobil bunuh diri dekat stadion membangkitkan kemarahan para pejabat, termasuk Presiden Recep Tayyip Erdogan, yang bersumpah memburu para pelaku. Serbuan itu menjadi serangan skala besar yang terbaru untuk menimbulkan trauma bagi bangsa yang menghadapi berbagai ancaman keamanan.
 
Turki adalah anggota NATO dan mitra dalam perang pimpinan Amerika Serikat (AS) melawan kelompok militan Islamic State (ISIS).
 
Dua Ledakan di Turki Diklaim Gerilyawan Kurdi
Lebih dari 400 orang tewas akibat serangan di Turki sejak Juli 2015. (Foto: AFP)
 
"Serangan menargetkan polisi, menewaskan 30 dari mereka bersama dengan tujuh warga sipil dan seseorang tak dikenal," kata Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu kepada wartawan. Dia mengatakan 13 orang telah ditangkap sehubungan dengan tindakan "teroris" ini.
 
Pertempuran antara PKK dan pemerintah Turki telah mengakibatkan kematian puluhan ribu warga. Para pejabat Turki sering menuduh Barat mendukung pemberontakan Kurdi dan turut campur dalam perjuangan Ankara melawan militan.
 
Erdogan berjanji negaranya akan melawan "kutukan terorisme hingga akhir" setelah membesuk beberapa korban luka di Rumah Sakit Haseki di Istanbul.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan