Isu perang antara AS dan Iran terus terdengar dalam beberapa pekan terakhir. Ketegangan terbaru kedua negara tersebut dipicu langkah Trump tahun lalu yang menarik diri dari perjanjian nuklir Iran 2015.
Dalam pidato di televisi dalam rangka memperingati Hari Quds, Kepala Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah mengatakan bahwa "perang melawan Iran tidak akan berhenti di perbatasan Irak."
"Seluruh kawasan akan terbakar hebat, Semua pasukan AS di kawasan akan musnah," lanjut dia, dilansir dari laman Sputnik, Sabtu 1 Juni 2019.
Nasrallah menilai "keseimbangan kekuatan" adalah faktor pencegah terjadinya perang antara AS dengan Iran. Ia mengingatkan bahwa beberapa negara mitra AS seperti Arab Saudi dan Israel juga akan terkena imbasnya jika perang dengan Iran melets.
Pernyataan Nasrallah disampaikan di hari yang sama saat Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud membicarakan Iran dalam Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja Sama Islam (KTT OKI) di Makkah. Dalam pidatonya, Raja Salman menyerukan adanya aksi tegas untuk menghentikan sepak terjang Iran di kawasan.
Raja Salman juga menuduh Iran sebagai negara pendukung "milisi teroris," yang dikaitkannya dengan serangan terhadap tanker dan jaringan pipa Saudi belum lama ini.
Iran, yang mengirimkan perwakilan ke KTT OKI di Makkah, membantah segala keterlibatan dalam serangan terhadap kapal tanker maupun jaringan pipa minyak.
"Arab Saudi telah menggunakan bulan suci Ramadan dan kota suci Makkah untuk kepentingan politik dan melayangkan tuduhan tak berdasar kepada Iran," tutur juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi kepada media ISNA.
Baca: Raja Salman Tuduh Iran Dukung Milisi Teroris
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News