"Kerajaan (Arab Saudi) sedang berusaha mengeluarkan Sudan dari daftar terorisme AS," kata Kementerian Luar Negeri Saudi di Twitter, dikutip dari Aljazeera, Senin, 7 Oktober 2019.
Amerika Serikat memasukkan Sudan sebagai negara sponsor terorisme sejak 1993. Kala itu, pemerintah mantan Presiden Omar al-Bashir dituduh mendukung kelompok-kelompok yang dianggap AS sebagai teroris.
Masuknya Sudan dalam daftar itu membuat negara tersebut tidak memenuhi syarat mendapatkan bantuan utang, hingga pembiayaan dari pemberi pinjaman seperti Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia. Dengan dihapusnya Sudan dari daftar, maka mereka berpotensi membuka pintu bagi investasi asing.
Menteri Luar Negeri Sudan Asmaa Abdalla mengatakan resolusi masalah ini adalah prioritas utama pemerintah baru. Negara tersebut telah membentuk dewan gabungan pada Agustus lalu.
Dari situ, Hamdok terpilih menjadi pemimpin kabinet pertama negara tersebut sejak Omar al-Bashir digulingkan.
Sudan dianggap memainkan peran penting dalam mendukung kepentingan regional kerajaan itu. Sudan bahkan berpihak pada Riyadh untuk melawan Iran.
Mereka juga menyiapkan pasukan untuk koalisi yang dipimpin Arab Saudi, dalam melawan Pemberontak Houthi di Yaman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News