PM Irak Haider al-Abadi. (Foto: AFP)
PM Irak Haider al-Abadi. (Foto: AFP)

Ulama Ternama Ancam Boikot Pilkada Irak

Arpan Rahman • 24 Maret 2017 23:07
medcom.id, Baghdad: Seorang ulama Syiah terkemuka Irak berseru di hadapan ribuan demonstran anti-pemerintah yang memenuhi jalanan di pusat kota Baghdad, Jumat 24 Maret. Ia mengancam memboikot pemilihan kepala daerah tingkat provinsi yang akan datang apabila komite pemilu tidak dirombak.
 
Pernyataan Muqtada al-Sadr mencerminkan perebutan kekuasaan politik yang alot di Baghdad. Seruannya muncul selagi pasukan Irak yang didukung koalisi internasional Amerika Serikat sibuk memerangi kelompok militan Islamic State (ISIS) di Mosul barat.
 
Al-Sadr menuduh terjadinya korupsi berskala besar di seluruh tingkatan komite pemilu Irak. Dalam demo di Baghdad, dia menyerukan kepada para pendukungnya agar "berdiri menantang korupsi dan tirani."

Seperti dikutip Associated Press, warga Irak yang mencintai negara mereka dan membenci korupsi, terlepas dari ideologi masing-masing, mendukung apa yang al-Sadr sebut sebagai "revolusi reformasi."
 
Protes nasional menuntut reformasi pertama meletus setelah ISIS menyerbu hampir sepertiga kawasan Irak di musim panas 2014. Negeri Teluk Persia itu anjlok ke dalam krisis politik dan keamanan. 
 
Di saat pertempuran melawan ISIS terhenti dan krisis ekonomi makin menjadi, gelombang protes sebagian besar warga sipil dan sekuler memobilisasi jutaan orang di seluruh Irak pada musim panas 2015.
 
Tapi berbulan-bulan berikutnya gerakan itu surut. Al-Sadr mengambil tema reformasi tak lama sesudahnya, dan mulai memobilisasi ribuan pengikutnya di ibu kota Irak setahun berselang.
 
Sejak awal 2016, protes al-Sadr kadang-kadang berubah menjelma kekerasan. Bulan lalu, bentrokan antara demonstran dan pasukan keamanan menewaskan sedikitnya lima orang. Kerumunan massa juga sudah dua kali menerobos Zona Hijau di Baghdad, tempat berdirinya pusat pemerintahan dan sejumlah kedutaan asing. 
 
Dalam satu aksi, demonstran al-Sadr menduduki parlemen, namun kemudian mundur secara damai setelah diimbau seruan dari kantor sang ulama.
 
Kendati tidak ada lawan politik yang cukup kuat buat menggeser kedudukan Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi, blok politik negara itu tetap berkuasa untuk memblokade DPR dan menyingkirkan beberapa menteri kunci dalam pemerintahan al-Abadi.
 
Irak akan mengadakan pemilihan lokal tahun ini, pemilu nasional pertama sejak ISIS menyerbu hampir sepertiga negara itu di tahun 2014, dan al-Abadi menjabat tak lama kemudian.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan