medcom.id, Jakarta: Tahun 2016 diwarnai aksi teror di sejumlah benua dan negara. Hal ini menjadikan terorisme sebagai masalah berskala global yang hingga saat ini masih menjadi tantangan bagi komunitas internasional.
Berikut daftar aksi teror yang memiliki dampak signifikan dalam hal skala serta jumlah korban periode Januari-Juni 2016:
Januari 2016
Teror di Sarinah, Jakarta
Serangkaian ledakan dan tembakan senjata api dilaporkan terjadi di dekat mal Sarinah, Jakarta pusat, tepatnya di persimpangan Jalan Kyai Haji Wahid Hasyim dan Jalan MH Thamrin, 14 Januari.
Satu bom merusak sebuah pos polisi, dan satunya lagi meledak dekat kafe Starbucks. Serangan terjadi dekat pusat informasi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dan sejumlah hotel mewah serta kedutaan besar, termasuk Prancis.
Empat warga sipil dan empat pelaku tewas dalam kejadian ini. Dari empat korban, tiga di antaranya tewas di hari terjadinya serangan. Mereka adalah Taher Amer-Ouali, 70, seorang pria berkewarganegaraan Aljazair-Kanada; Rico Hermawan, 21, seorang warga yang ditilang di pos polisi tempat terjadinya ledakan; dan Sugito, 43, seorang kurir yang sempat disangka pelaku karena namanya sama dengan terduga teroris.
Satu korban tewas lainnya adalah Rais Karna, 37, seorang satpam yang bekerja di Bangkok Bank Jakarta. Ia meninggal dunia di rumah sakit dua hari setelah kejadian akibat luka tembak di bagian kepala.
Di kubu penyerang, polisi mengidentifikasi salah satu pelaku yang wajahnya tertangkap kamera dengan jelas: Afif Sunakim. Dalam serangkaian foto, Afif terlihat membawa senjata dan ransel selama serangan. Ia pernah dihukum tujuh tahun penjara atas keterlibatannya dalam aktivitas kamp mlitan. Afif tewas dalam baku tembak dengan aparat.
Dua pelaku lainnya yang tewas dalam bom bunuh diri adalah Dian Juni Kurniadi dan Ahmad Muhazab Saron. Selain Afif, yang tewas dalam baku tembak adalah Marwan alias Muhammad Ali.
Ekstremis asal Jawa Tengah, Bahrun Naim, disebut-sebut sebagai otak di balik aksi teror di Sarinah. Ia adalah seorang WNI yang ikut berperang bersama kelompok militan Islamic State (ISIS) di Raqqa, Suriah. Bahrun memiliki sebuah blog yang berisi beragam propaganda untuk mendorong WNI melakukan serangan dengan cara apapun. Dalam blog juga terdapat instruksi cara membuat bom dan bahan peledak lain.
Bahrun pernah ditangkap di Solo pada 2010 atas dugaan terlibat jaringan teroris, dan dijerat pasal kepemilikan senjata api pada 2011. Ia tidak dijerat pasal terorisme karena pengadilan kekurangan bukti kuat.
Dua hari setelah serangan, polisi menangkap 12 orang terkait aksi di Sarinah. Mereka semua diduga hendak melancarkan aksi susulan terhadap pemerintah dan aparat kepolisian.
Presiden Joko Widodo menyebut serangan di Sarinah sebagai aksi teror. "Kita tidak usah takut. Kita tidak akan kalah dari aksi teror ini," ucap Jokowi dalam pidatonya.
Warga Jakarta dan seluruh Indonesia merespons aksi teror dengan tagar #KamiTidakTakut di media sosial Twitter.
Sejumlah pemimpin negara asing dan organisasi internasional beramai-ramai mengutuk serangan di Sarinah dan mengucapkan belasungkawa kepada masyarakat Indonesia.
Februari 2016
Serangkaian Bom di Turki
Sedikitnya 30 orang tewas dan 61 terluka di ibu kota Turki. Serangan ditujukan kepada konvoi bus militer dekat kawasan Kizilay. Banyak gedung kementerian, markas militer dan parlemen Turki berada di area serangan.
Media lokal Turki memperlihatkan sejumlah foto kobaran api yang melalap beberapa kendaraan militer. Suara ledakan dalam kejadian ini terdengar hingga radius beberapa kilometer. Pemerintah menuduh grup Kurdistan Freedom Falcons sebagai pelaku.
Ledakan juga terjadi di Diyarbakir, yang menewaskan enam prajurit dan melukai beberapa lainnya. Pelaku masih diduga Kurdistan Freedom Falcons
Serangan lain di Diyarbakir terjadi beberapa hari setelahnya, yang menewaskan dua prajurit serta satu polisi. Pemerintah menuding Partai Pekerja Kurdi (PKK) sebagai dalang serangan.
Pengeboman di Sayyidah Zaynab, Suriah
Militan ISIS meledakkan sebuah bom mobil dan kemudian melakukan dua bom bunuh diri sekitar 400 meter dari Masjid Sayyidah Zaynab di Suriah, sebuah situs suci bagi Muslim Syiah, yang diyakini sebagai tempat persemayaman cucu perempuan Nabi Muhammad SAW. Sebanyak 83 hingga 134 orang tewas dan 180 lainnya terluka, termasuk anak-anak.
Media Suriah menyebut serangan terjadi saat anak-anak pulang dari sebuah sekolah. Sedikitnya 60 toko rusak, begitu juga dengan sejumlah mobil di area ledakan.
Ledakan di Pasar Baghdad
Sedikitnya 70 orang tewas dan 60 lainnya terluka dalam dua ledakan bom di sebuah pasar padat pengunjung di Kota Sadr, wilayah Baghdad selatan, Irak. ledakan menghancurkan pasar yang sebagian besar kiosnya menjual telepon genggam. Kawasan ini juga didominasi Muslim Syiah. Pelaku menggunakan sepeda motor dan meledakkan diri di tengah kerumunan.
Maret 2016
Serangan di Konsulat India, Afghanistan
Seorang pelaku bom bunuh diri meledakkan diri dekat gedung konsulat India di Jalalabad, Afghanistan. Empat rekannya kemudian masuk ke kompleks konsulat dan terlibat baku tembak dengan aparat keamanan, sebelum akhirnya tewas ditembak.
Ledakan dan baku tembak di area ini, yang juga tempat dari beberapa misi diplomatik negara asing, menewaskan tiga orang. Serangan terhadap India ini belum ada yang mengklaim.
Penusukan di Tel Aviv, Israel
Seorang pria Palestina asal Qalqilya menusuk tiga orang di dekat Jaffa Port dan menusuk beberapa lainnya dekat sebuah restoran di Charles Clore Park. Satu turis asal Amerika Serikat (As) tewas, dan sembilan lainnya terluka.
Pelaku ditembak mati polisi. Wapres AS Joe Biden sedang berada di Tel Aviv pada saat kejadian, sekitar 2 kilometer dari lokasi penusukan.
Pengeboman dan Penembakan di Belgia
Tiga serangan bom paku terjadi Belgia pada 22 Maret: dua di Bandara Brussels di Zaventem, dan satu di stasiun kereta api Maalbeek di Brussels. Dalam serangan di dua tempat ini, 32 orang dan tiga pelaku bom bunuh diri tewas, sedangkan 340 lainnya terluka.
Dalam serangan di bandara, dua pelaku yang membawa bahan peledak dalam koper besar beraksi di terminal kedatangan. Ledakan pertama terjadi pukul 07.58 pagi di tempat check-in baris 11; ledakan kedua sekitar sembilan detik kemudian di baris 2. Kedua pelaku terlihat dalam rekaman kamera CCTV.
Sejumlah saksi mengatakan sebelum ledakan pertama terjadi, kedua pelaku menembakkan senjata api dan berteriak-teriak. Namun otoritas mengklarifikasi bahwa tidak ada senjata api yang ditembakkan.
Pelaku ketiga tidak jadi meledakkan bomnya sendiri akibat imbas hentakan ledakan sebelumnya. Bahan peledak ketiga ditemukan dalam operasi pencarian di bandara, dan kemudian diledakkan tim penjinak bom. Jaksa federal Belgia mengonfirmasi para pelaku telah meledakkan bom paku.
Ledakan lainnya terjadi hanya satu jam kemudian di gerbong tengah sebuah kereta di stasiun Maalbeek, yang terletak dekat markas Komisi Eropa di pusat kota Brussels. Jarak stasiun dengan bandara hanya sepuluh kilometer.
Kereta melaju di lintasan 5 menuju pusat kota, dan dialihkan menjauhi stasiun Maalbeek saat bom meledak. Masinis segera menghentikan kereta dan membantu mengevakuasi para penumpang. Jaringan kereta di Brussels sempat dihentikan total pada pukul 09.27.
ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Zaventem dan Brussels.
April 2016
Serangan Brutal Taliban di Kabul
Pada 19 April pagi waktu setempat, kelompok militan Taliban menyerang sebuah tim keamanan yang bertanggung jawab melindungi sejumlah orang penting di Kabul, Afghanistan. Serangan menewaskan 64 orang dan melukai 347 lainnya. Ini merupakan serangan terbesar Taliban di area urban sejak 2001.
Kantor berita setempat TOLOnews melaporkan serangan melibatkan seorang pelaku bom bunuh diri yang membawa ratusan kilogram bahan peledak. Para pelaku masuk ke kompleks "Departement 10" di Direktorat Keamanan Nasional dan melepaskan tembakan ke segala arah.
Bom yang diledakkan menyebabkan atap bangunan runtuh di sebuah kelas di mana perwira intelijen elite sedang dilatih. Seorang petugas mengatakan anggota unit tersebut yang tewas berjumlah separuh dari total kematian. Baku tembak antara Taliban dengan pasukan keamanan berlangsung selama lebih kurang dua jam.
Sediq Sediqi, juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, mengatakan sebagian besar korban tewas adalah warga sipil meski serangan dilancarkan di markas pasukan keamanan. Ismail Kawasi, jubir Kementerian Kesehatan, menyebutkan bahwa 327 korban luka dilarikan ke rumah sakit. Pada 20 April, Sediqi mengonfirmasi bahwa 64 "warga sipil tak berdosa" tewas dan 347 terluka.
Jubir Taliban Afghanistan Zabihullah Mujahid mengklaim bertanggung jawab atas serangan. Ia mengatakan 92 staf keamanan dan prajurit tewas. Serangan terjadi setelah Taliban mengumumkan "serangan musim semi" tahunan bertajuk Operation Omari.
Presiden Ashraf Ghani mengatakan aksi teror tersebut menunjukkan bahwa Taliban semakin melemah karena melancarkan serangan asimetris.
Eksekusi di Lemari Pendingin
ISIS dilaporkan membunuh 45 anggotanya sendiri dengan memasukkan mereka ke sebuah lemari pendingin. Mereka dieksekusi karena berusaha melarikan diri dalam sebuah pertempuran di Irak.
Mei 2016
Penemuan Jasad Korban Pembantaian ISIS
Jasad 160 orang ditemukan di lebih dari 50 kuburan massal setelah ISIS melakukan eksekusi massal dan pembunuhan di daerah Ramadi, Irak.
Serangkaian Pengeboman di Baghdad
Pada 11 Mei, ISIS melancarkan serangkaian serangan di dan sekitar Baghdad. Penyerbuan menewaskan sedikitnya 110 orang dan melukai 165 lainnya. Menurut ISIS, serangan ditujukan kepada pejuang Syiah.
Serangan pertama berupa bom truk meledak di sebuah pasar padat pengunjung di kota Sadr, yang menewaskan banyak wanita dan anak-anak. Peristiwa berlanjut dengan serangan bom bunuh diri di permukiman Syiah Kadhimiya yang menewaskan 18 orang dan melukai 43 lainnya. Di distrik Jamea, bom mobil meledak pada petang hari dan menewaskan 13 orang.
Sedikitnya tujuh orang tewas dan 13 lainnya terluka dalam bom mobil di jalan al-Rabie, Baghdad. Beberapa pengeboman lainnya hingga 17 Mei menewaskan 101 orang. Terdapat pula beberapa serangan lain di luar Baghdad pada hari yang sama.
Aksi teror di Nineveh dan Hama, Suriah
Menurut media lokal, ISIS mengubur hidup-hidup 45 pria di Qayyarah, Nineveh, Suriah pada 11 Mei. Satu hari setelahnya, 42 warga sipil dan tujuh anggota Pasukan Pertahanan Nasional Suriah dibunuh dalam serangan ke desa Zara'a, Hama. Sekitar 70 warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, diculik dan dibawa ke al-Rastan. Pada 24 Mei, Syrian Red Crescent meminta militan Al-Nusra Front dan Ahrar ash-Sham untuk menyerahkan 49 jasad korbannya. Puluhan jasad kemudian dibawa ke rumah sakit militer Homs untuk diidentifikasi.
Pembantaian Penggemar Real Madrid di Balad, Irak
Sedikitnya 16 penggemar klub sepakbola Real Madrid tewas dan 30 lainnya terluka setelah ISIS menyerang tempat berkumpul mereka di Balad, Irak, pada 13 Mei. Dua pekan berselang, serangan serupa ditujukan kepada penggemar Real Madrid di tempat berkumpul yang berbeda di Balad. Sebanyak 12 penggemar Real Madrid tewas dalam serangan ini, saat mereka sedang menonton pertandingan final Liga Champion UEFA.
Serangan ISIS di Jableh dan Tartus
Pada 23 Mei, delapan bom diledakkan ISIS di Jabel dan Tartus. Sebanyak 184 orang tewas dan 200 lainnya terluka. Salah satu ledakan besar melanda Rumah Sakit Nasional Jableh, di mana 43 orang tewas. Dokter dan perawat ada dalam deretan korban tewas.
Pengeboman di Tartus menyasar stasiun bus. Banyak ledakan hanya berselang beberapa detik. Serangan terjadi di area Suriah yang biasanya jarang terjadi kekerasan. Banyak fasilitas yang terkena bom tidak dapat lagi beroperasi.
Dua kota ini merupakan kawasan yang dikuasai pemerintah dan tempat berdirinya beberapa pangkalan militer Rusia. Moskow memiliki pangkalan angkatan laut di Tartus, dan angkatan udara di dekat Jableh.
Juni 2016
Penembakan di Kelab Malam Pulse
Pada 12 Juni, seorang satpam bernama Omar Mateen membunuh 49 orang dan melukai 53 lainnya dalam serangan di dalam Pulse, sebuah kelab malam di Orlando, Florida, AS. Dia ditembak mati aparat kepolisian usai bersitegang selama tiga jam.
Pulse sedang menggelar acara Latin Night pada saat kejadian, sehingga sebagian besar korban berdarah Latin. Serangan ini merupakan penembakan massal sekaligus insiden paling mematikan terhadap Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) dalam sejarah AS. Ini juga merupakan serangan teroris paling mematikan di AS sejak serangan 11 September 2001.
Dalam sebuah panggilan darurat 911 sebelum mulai beraksi, Mateen mendeklarasikan kesetiaan kepada pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi. Ia mengatakan penembakan ini "dipicu" pembunuhan AS terhadap Abu Waheeb di Irak satu bulan sebelumnya. Mateen kemudian mengatakan kepada negosiator bahwa "dirinya ada di sini saat ini" karena intervensi AS di Irak dan Suriah. Ia meminta negosiator mendesak AS berhenti mengebom ISIS.
Laporan awal menyebut Mateen mungkin adalah seorang pengunjung tetap Mateen dan kerap menggunakan aplikasi mencari jodoh. Namun Biro Investigasi Federal (FBI) menegaskan tidak ada bukti kuat dan kredibel untuk mendukung klaim tersebut. Agensi Intelijen Pusat AS (CIA) juga melakukan investigasi dan tidak menemukan ada hubungan kuat antara Mateen dengan ISIS.
Tujuh Bom di Mukalla, Yaman
Sedikitnya tujuh bom diledakkan secara beruntun di beberapa pos pengawas di Mukalla, Yaman. Sebanyak 43 hingga 50 orang tewas dalam serangan ini. ISIS mengklaim serangannya di Mukalla menewaskan 50 orang.
Pemerintah Yaman sempat mencurigai al-Qaeda sebagai dalang serangan. Serangan ditujukan kepada para prajurit Yaman yang hendak berbuka puasa. Serangan tidak hanya menewaskan tentara, tapi juga warga sipil yang sebagian besar adalah pejalan kaki.
Serangan Granat di Bar Movida, Malaysia
Pada 28 Juni, sebuah bar di Kuala Lumpur diserang dua pria yang melemparkan sebuah granat saat 20 pengunjung sedang menyaksikan pertandingan UEFA Euro antara Italia melawan Spanyol. Serangan melukai delapan orang, termasuk satu dari Tiongkok.
Kedua pelaku melarikan diri dengan sepeda motor setelah insiden, namun berhasil ditangkap kemudian. Serangan ini disebut-sebut sebagai aksi teror militan Islam pertama di Malaysia. Kedua pelaku disebut terkait dengan ISIS.
Menurut data pemerintah Malaysia, terdapat sekitar 200 warga Negeri Jiran yang telah bergabung dengan ISIS di Suriah dan Irak pada 2015.
Serangan di Bandara Ataturk, Turki
Sebuah serangan teroris, yang meliputi penembakan dan bom bunuh diri, terjadi pada 28 Juni di Bandara Ataturk, Istanbul, Turki. Kelompok bersenjata dengan senapan otomatis dan bahan peledak melancarkan serangan beruntun di terminal 2 internasional.
Sebanyak 45 orang tewas dalam kejadian ini, begitu juga dengan tiga pelaku, dan lebih dari 230 terluka.
Laporan media menyebut ketiga pelaku diyakini pemerintah Turki telah datang dari Rusia dan Asia Tengah. Ketiganya juga disebut beraksi di bawah nama ISIS dan datang ke Turki dari wilayah ekstremis di Suriah.
Bom Ganda di Akademi Polisi Afghanistan
Sedikitnya 40 orang tewas dan 50 lainnya terluka setelah dua pelaku bom bunuh diri Taliban menyerang sekumpulan taruna polisi yang baru pulang dari upacara kelulusan di Kabul.
Setelah pelaku pertama menyerang bus, tim penyelamat berdatangan. Pelaku kedua kemudian menabrakkan bom mobil ke area ledakan pertama yang sudah dipenuhi petugas medis. Gubernur Kabul Musa Khan mengatakan dua orang yang bukan taruna polisi tewas dalam kejadian ini.
Kedua pelaku secara spesifik menyasar para polisi, yang merupakan kelanjutan dari serangan Taliban terhadap aparat penegak hukum di Afghanistan.
Presiden Ashraf Ghani menyebut serangan di akademi polisi sebagai "kejahatan terhadap kemanusiaan." Ia marah besar atas terbunuhnya warga sipil, apalagi terjadi di tengah bulan suci Ramadan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News