Presiden Iran, Masoud Pezeshkian dan Rusia, Vladimir Putin. (AFP PHOTO/Evgenia Novozhenina)
Presiden Iran, Masoud Pezeshkian dan Rusia, Vladimir Putin. (AFP PHOTO/Evgenia Novozhenina)

Rusia dan Iran Buat Perjanjian Pertemanan, Ini Isi dan Implikasinya

Riza Aslam Khaeron • 18 Januari 2025 11:41
Jakarta: Pada Jumat, 17 Januari 2025, Presiden Vladimir Putin dan Presiden Masoud Pezeshkian menandatangani perjanjian kerja sama besar di Kremlin, menegaskan hubungan yang semakin erat antara Rusia dan Iran.
 
Menurut laporan The New York Times, kesepakatan ini lebih menitikberatkan pada perdagangan dan keuangan, meskipun juga mencakup aspek militer.
 

Isi Perjanjian

1. Kerja Sama Perdagangan: Perjanjian ini memungkinkan Iran menjadi jalur transit utama untuk ekspor gas Rusia ke Teluk Persia melalui jaringan pipa yang ada.
 
Selain itu, kesepakatan ini juga mencakup pembangunan jalur kereta api yang menghubungkan Rusia langsung ke pelabuhan-pelabuhan di Iran.

2. Alternatif Sistem Keuangan: Kedua negara sepakat mengembangkan sistem alternatif untuk menggantikan SWIFT, sebuah jaringan pembayaran global yang didominasi Barat.
 
Langkah ini bertujuan untuk mengurangi dampak sanksi ekonomi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat dan sekutunya terhadap Rusia dan Iran.
 
3. Kerja Sama Militer: Perjanjian ini mencakup ketentuan bahwa kedua negara tidak akan memberikan bantuan kepada pihak ketiga yang menyerang salah satu dari mereka. Namun, perjanjian ini tidak mencantumkan klausul pertahanan bersama.
 
Menurut Kazem Jalali, Duta Besar Iran untuk Rusia, hal ini menegaskan pendekatan independen Iran terhadap aliansi militer.
 
4. Penolakan terhadap Hegemoni Barat: Dalam pernyataan bersama, Rusia dan Iran menegaskan penolakan mereka terhadap "unipolaritas" dan dominasi Barat dalam urusan internasional.
 

Implikasi Geopolitik

Kerja sama ini mencerminkan upaya Rusia dan Iran untuk menentang pengaruh Barat. "Perjanjian ini bukan hanya sebuah kesepakatan politik, tetapi juga peta jalan menuju masa depan," ujar Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, dalam unggahannya di Telegram.
 
Araghchi juga menekankan bahwa perjanjian ini menandai titik balik strategis dalam hubungan bilateral.
 
Namun, tantangan muncul dari dinamika regional. Rusia, meskipun semakin dekat dengan Iran, harus menjaga hubungan baik dengan negara-negara seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA).
 
Kedua negara Teluk tersebut memiliki pengaruh besar terhadap harga minyak dunia, yang merupakan elemen vital bagi ekonomi Rusia.
 
Menurut Nikita Smagin dari Dewan Hubungan Internasional Rusia, "Rusia harus melakukan keseimbangan diplomatik di Timur Tengah, terutama di tengah ketegangan antara Iran dan negara-negara Teluk."
 
Sebagai contoh, Rusia belum mengirim jet tempur canggih ke Iran karena kekhawatiran reaksi dari Arab Saudi..
 
Sementara itu, analis independen Rusia, Ruslan Suleymanov, berpendapat bahwa perjanjian ini lebih bersifat simbolis daripada substantif. "Ini mengukuhkan hubungan yang sudah ada, tetapi tidak membawa langkah baru yang signifikan," katanya.
 
Baca Juga:
Momen Presiden Iran Jumpa Putin di Moskow
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WAN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan