Pemilu ini bersifat kontroversial karena tetap digelar di tengah memanasnya unjuk rasa warga terhadap Presiden Pierre Nkurunziza. Warga menolak keras niatan Nkurunziza yang hendak menjabat untuk periode ketiga.
Seperti dikutip AFP, sekitar 3,8 juta warga Burundi memiliki hak pilih. Sejumlah grup oposisi dan organisasi masyarakat berusaha memboikot pemilu, yang dinilai tidak akan berlangsung adil dan terbuka.
Semalam, sejumlah TPS di Burundi diserang kelompok tak dikenal. Petugas mengonfirmasi adanya serangan, namun mengklaim surat suara pemilu tetap utuh.
Otoritas Burundi menolak menunda pemilu meski adanya sejumlah tekanan dari komunitas internasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News