Amerika Serikat mempertahankan kehadiran militer global yang signifikan dengan pangkalan dan instalasi di banyak negara. Pangkalan-pangkalan ini melayani berbagai tujuan strategis, termasuk pertahanan, logistik, pelatihan, dan dukungan untuk operasi lokal dan regional.
Medcom merangkum beberapa pangkalan militer AS di beberapa wilayah dan negara utama:
Eropa
Jerman: Pangkalan Udara Ramstein, Pangkalan Udara Spangdahlem, dan beberapa lainnya.Italia: Pangkalan Udara Angkatan Laut Sigonella, Pangkalan Udara Aviano.
Inggris: RAF Lakenheath, RAF Mildenhall.
Spanyol: Pangkalan Angkatan Laut Rota, Pangkalan Udara Morón.
Asia
Jepang: Pangkalan Udara Yokota, Pangkalan Udara Kadena, Pangkalan Udara Korps Marinir Iwakuni.Korea Selatan: Kamp Humphreys, Pangkalan Udara Osan, Garnisun Yongsan.
Guam: Pangkalan Angkatan Udara Andersen, Pangkalan Angkatan Laut Guam.
Timur Tengah
Bahrain: Aktivitas Dukungan Angkatan Laut Bahrain.Kuwait: Kamp Arifjan, Pangkalan Udara Ali Al Salem.
Qatar: Pangkalan Udara Al Udeid.
Afrika
Djibouti: Kamp Lemonnier.Wilayah Lain
Kuba: Pangkalan Angkatan Laut Teluk Guantanamo.Australia: penempatan bergilir dan fasilitas gabungan seperti Pine Gap.
Pangkalan-pangkalan ini merupakan bagian dari jaringan yang lebih luas yang memungkinkan AS untuk memproyeksikan kekuatan, menyediakan kemampuan respons cepat, mendukung sekutu, dan melakukan berbagai operasi di seluruh dunia. Jumlah dan lokasi pastinya dapat berubah berdasarkan keadaan geopolitik dan kebutuhan strategis..
Kehadiran pangkalan-pangkalan ini memungkinkan AS untuk mempertahankan kapabilitas serangan cepat, memberikan bantuan kemanusiaan, dan mendukung operasi diplomatik dan pertahanan.
Timur Tengah merupakan wilayah strategis yang menjadi fokus utama kehadiran militer AS. AS mengoperasikan sejumlah pangkalan militer rahasia di wilayah ini, termasuk pangkalan udara, pangkalan laut, dan fasilitas darat. Pangkalan-pangkalan ini memainkan peran penting dalam kampanye anti-teror dan memberikan akses ke sumber daya energi yang vital.
Pangkalan Militer Terbesar
Pangkalan militer terbesar AS di dunia adalah Fort Campbell di Kentucky. Dengan kapasitas untuk menampung lebih dari 249.580 personel, Fort Campbell berfungsi sebagai pusat pelatihan dan penyebaran utama. Pangkalan besar lainnya termasuk Fort Bragg di North Carolina, Joint Base Lewis-McChord di Washington, dan Fort Hood di Texas.Sejarah Pangkalan Militer AS
Asal-usul pangkalan militer AS di luar negeri dapat ditelusuri hingga Perang Dunia II. Setelah perang, AS berusaha untuk mencegah perluasan Uni Soviet dan mendirikan pangkalan di seluruh dunia. Personel AS terlibat dalam pertempuran aktif di Afghanistan, misi penjaga perdamaian, dan operasi atase militer.Tujuan Pangkalan Militer
Pangkalan militer AS di seluruh dunia dirancang untuk melayani berbagai tujuan, antara lain:- Proyeksi Kekuatan: Pangkalan ini memungkinkan AS untuk mengerahkan pasukan dan peralatan dengan cepat ke daerah konflik.
- Dukungan Logistik: Pangkalan menyediakan logistik penting, seperti bahan bakar, makanan, dan amunisi, untuk operasi militer.
- Bantuan Kemanusiaan: Militer AS sering menggunakan pangkalannya sebagai lokasi untuk memberikan bantuan kemanusiaan setelah bencana alam atau konflik.
- Diplomasi dan Pertahanan: Pangkalan mendukung operasi diplomatik dan menyediakan sarana untuk melindungi kepentingan AS di luar negeri.
Manfaat Pangkalan Militer
Kehadiran pangkalan militer AS di seluruh dunia memiliki sejumlah manfaat, termasuk:
- Stabilitas Regional: Kehadiran militer AS membantu menstabilkan wilayah yang rentan konflik.
- Perdagangan dan Investasi: Jangkauan militer AS meningkatkan perdagangan dan investasi dengan negara-negara tuan rumah.
- Kerja Sama Internasional: Pangkalan militer memfasilitasi kerja sama dengan sekutu dan mitra, meningkatkan koordinasi dalam upaya keamanan bersama.
Indonesia tidak memiliki keberadaan pangkalan militer Amerika Serikat. Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi pada September 2020 menegaskan Indonesia tidak akan menjadi pangkalan militer bagi negara asing mana pun.
“Saya ingin tegaskan bahwa sesuai dengan garis dan prinsip politik luar negeri Indonesia, wilayah Indonesia tidak dapat dan tidak akan dijadikan pangkalan fasilitas militer bagi negara mana pun,” kata Retno dalam konferensi pers saat itu.
Departemen Pertahanan AS merilis laporan tahunannya yang berjudul 'Military and Security Developments Involving the People’s Republic of Tiongkok 2020'. Laporan tersebut diamanatkan kepada Kongres AS sebagai penilaian otoritatif atas perkembangan militer dan keamanan yang melibatkan Tiongkok.
Jadi jelas, Indonesia tidak akan pernah menerima kehadiran pangkalan militer negara asing di wilayahnya. Hal tersebut menjadi bentuk penegakan kedaulatan Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id