Anggaran itu akan diberikan pada 2021 mendatang. Dengan fokus membangun sistem kecerdasan buatan untuk digunakan sebagai panduan mencari jodoh bagi penduduk Jepang.
Program ini memang tidak menitikberatkan pada perasaan. Namun, diharapkan dapat memperluas kesempatan bagi para penduduk mendapat pasangan.
Dilansir dari BBC, Selasa, 8 Desember 2020, program cari jodoh ini digelar di 47 prefektur di Jepang. Program tersebut sudah menerapkan sistem kecerdasan buatan.
Berbeda dengan program mencari jodoh secara konvensional, sistem kecerdasan buatan bisa melakukan analisis data lebih mendalam dari sekedar hobi dan hal lain dari para peserta.
"Kami berencana menawarkan subsidi bagi pemerintah daerah untuk melakukan atau menjalankan program mencari jodoh menggunakan kecerdasan buatan," kata Sektretaris Kabinet Jepang dari pernyataan tertulis.
"Kami berharap hal ini bisa menekan angka penurunan tingkat kelahiran secara nasional," lanjut pernyataan itu.
Jepang menjadi salah satu negara dengan populasi terendah di dunia. Pada 2019, tingkat kesuburan perempuan di Jepang mencapai 1,36 persen.
Di sisi lain, jumlah penduduk lanjut usia di Jepang semakin meningkat. Hal ini membuat jumlah usia produktif di Jepang semakin kecil dan mempengaruhi tingkat kesejahteraan mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News