Saat tagar itu ramai digunakan di Twitter, akun Kemenlu Jerman @GermanyDiplo ikut serta dan menuliskan: "Visa Anda telah disetujui."
Gurauan itu dihapus beberapa jam kemudian, dan Kemenlu Jerman menuliskan pernyataan lanjutan bahwa "humor bukanlah keahlian kami."
"Kami menyadari proses visa itu kompleks, dan keputusan terkait visa dapat berimbas pada kehidupan orang banyak," tulis @GermanyDiplo, akun yang mewakili Kemenlu Jerman dalam memberikan layanan berbahasa Inggris.
"Kolega-kolega kami mengambil keputusan terkait visa dengan sangat serius," lanjutnya, dikutip dari laman BBC, Jumat 17 Januari 2020.
Beberapa orang merasa terganggu atas lelucon Kemenlu Jerman. Mamoun, seorang mahasiswa hukum, mengaku pernah mengajukan visa Jerman saat mendapat tawaran magang bersama Perserikatan Bangsa-Bangsa di Bonn.
Ia menyebut proses pengajuan visa ini dipenuhi penundaan dan ketidakpastian. "Dua hari menjelang dimulainya masa magang, visa saya ditolak. Danke," sebut Mamoun, menggunakan Bahasa Jerman untuk "Terima Kasih."
Galma Akdeniz, seorang kriminolog, mengkritik candaan Kemenlu Jerman. Menurutnya, "rayuan" Kemenlu Jerman terkesan seperti menertawakan orang-orang yang gagal mendapatkan visa. "Tidak etis sama sekali," ungkapnya.
Tapi tidak semua orang merasa tersinggung atas lelucon tersebut. Jurnalis Turki, Rahsan Gulsan, mengatakan bahwa "meski mendapatkan visa dari Konsulat Jerman itu sulit, tetapi candaan tersebut sangat lucu!"
Selain Jerman, ternyata beberapa instansi di negara Eropa juga mencoba ikut serta dalam tagar #SeduceSomeoneInFourWords. Kemenlu Belgia menuliskan, "Bir, cokelat dan wafel?"
Sementara Kemenlu Prancis hanya menuliskan, "Hi, i'm French" yang hanya bertuliskan tiga kata.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News