Butuh keberanian di kalangan gadis muda Afghanistan yang ingin menikmati olahraga, atah bahkan seni bela diri seperti wushu yang dipopulerkan bintang film seperti Jackie Chan dan Jet Li. Azimi telah mempelajarinya selama satu tahun di sela perang yang mengoyak Afghanistan.
Awal pekan ini, gadis 20 tahun meninggalkan klubnya di Kabul barat, sanggar yang terlindung dari intaian mata-mata dengan pintu logam berat, buat melatih murid-murid remajanya di udara terbuka.
Dalam balutan piyama satin hitam atau merah muda, rambut terselubung hijab, mereka berlatih olahraga modern berasal dari seni tradisional Tiongkok.
Campuran tinju dan kontrol senam, dengan pedang dan belati, wushu bisa jadi ajang kelihaian atau olahraga baku hantam. Wushu membutuhkan tubuh yang keras dan luwes.

Keluarga Azimi berlindung di Iran ketika dia berumur dua tahun, semasa Afghanistan masih di bawah rezim Taliban. Di sana, gadis muda nan ramping itu diperkenalkan pada wushu.
Sewaktu pulang kampung setahun silam, dia segera membuka klub di sebuah komunitas etnis Hazara, di mana dia jadi anggotanya, di Kabul.
"Sayangnya, kami hanya memiliki murid Hazara di sini dan saya tidak suka, saya tidak nyaman dengan etnis tunggal di klub saya," katanya kepada AFP. Sembari menambahkan, dia ingin menyambut gadis dari komunitas lain.
Tuntutan dan Kesempurnaan
Hazara, minoritas Syiah yang lama dianiaya, adalah salah satu masyarakat paling terbuka di Afghanistan. Wanitanya lebih bebas dan lebih mandiri; laki-laki tidak terlalu menindas mereka.
Akibatnya, mereka biasa ditemukan di tim remaja pengendara sepeda, pendaki gunung, dan pelari.
"Keluarga saya tidak pernah menentang kelas saya di sini, ayah saya hanya mengkhawatirkan saya, yang dianggapnya terlalu bertubuh kecil dan dia takut saya bisa mendapat masalah," kata Soraya Rezayi, 19, membayangkan sesuatu seperti sesama murid lainnya.
"Namun berkat latihan saya saya menjadi lebih kuat," tambahnya. "Jika seseorang melecehkan saya, saya pasti bisa membela diri," imbuhnya.
"Saya wanita pertama di keluarga saya yang menekuni olahraga," kata Latifa Safayi, seperti dilansir AFP, Kamis (2/2/2017).

Baru berusia 15 tahun, dia sudah melihat jauh ke masa depan: demi mengatasi keengganan orang tuanya agar membiarkan dia berlatih, dia menyatakan mimpinya "mewakili negara dan mengibarkan bendera Afghanistan di luar negeri."
"Saya ingin mengubah citra Afghanistan, yang begitu terkenal karena perang dan narkoba," dia berjanji.
Sekarang dia latihan tiga kali sepekan, nyeri yang terasakan tubuhnya dulu, kini memudar untuk olahraga yang dia sebut sebagai "tuntutan dan penyempurnaan."
Bagi guru mereka Sima, kendala terbesar ialah menyesuaikan diri kembali dengan negara asalnya.
"Iran adalah negara maju, tapi di sini di Afghanistan ada beberapa pemikiran sangat konservatif yang harus dilawan," katanya.
"Tapi itu tergantung perempuan untuk melakukan sesuatu bagi diri mereka sendiri. Jadi tolong, pergilah, tunjukkan kemampuan Anda, dan jangan biarkan orang lain memilihkan sesuatu buat diri Anda sendiri."

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id