Peringatan protokol kesehatan menghadapi covid-19 di Singapura. Foto: AFP
Peringatan protokol kesehatan menghadapi covid-19 di Singapura. Foto: AFP

Bergejala Covid-19, Pemuda Singapura Malah Kabur Bikin Tato

Medcom • 22 Februari 2022 21:06
Singapura: Seorang pria dengan gejala covid-19 melarikan diri dari swab test dan pergi menato tubuhnya di Singapura. Atas tindakannya, ia dikenakan wajib lapor atau day-reporting order (DRO) pada Selasa, 22 Februari 2022.
 
Tan Fu Yu, 21, dijatuhi sanksi untuk menjalani DRO selama tiga bulan dan melakukan 50 jam pelayanan masyarakat dalam kurun waktu setahun.
 
DRO merupakan hukuman berbasis pelayanan komunitas yang diberikan kepada pelaku pelanggaran peraturan tertentu, seperti kaum muda. Pelaku pelanggaran yang dijatuhi DRO harus melapor ke pusat pelaporan harian untuk program pemantauan, konseling dan rehabilitasi.

Tan mengaku bersalah pada November lalu atas tindakan keluar rumah tanpa alasan yang jelas saat dirinya diperintahkan tenaga medis untuk tetap berada di rumah. Terdapat tuduhan serupa lain terhadapnya yang sedang dipertimbangkan.
 
Ia mengunjungi Poliklinik Ang Mo Kio pada 8 Desember 2020 dengan keluhan batuk kering dan tenggorokan gatal. Kemudian, ia didiagnosis infeksi saluran pernapasan atas akut (ISPA) dan diinstruksikan untuk menjalani tes swab covid-19.
 
Sertifikat medis diberikan kepada Tan yang menyatakan bahwa ia menderita ISPA. Dokumen tersebut mengizinkannya untuk tidak bekerja atau sekolah selama tiga hari.
 
Sertifikat itu juga secara hukum mewajibkan Tan untuk tetap berada di rumah hingga hasil tes swab covid-19 negatif.
 
Namun, bukannya melakukan tes swab dan mengambil obatnya, Tan meninggalkan poliklinik dan pulang naik bus, meski perawat memanggilnya berulang kali.
 
Keesokan harinya, Tan menggunakan jasa transportasi online, GrabCar, ke Sin Ming Road di mana ia menato tubuhnya. Dalam pertemuan itu, seniman tato menato dada Tan dan menyadari kliennya mengalami pendarahan berlebihan.
 
Selanjutnya, Tan meninggalkan studio tato dan naik bus untuk pulang. Ia sama sekali tidak melakukan tes covid-19 bulan itu, dan terakhir kali tes PCR (polymerase chain reaction) pada 19 September tahun lalu.
 
Dalam pengadilan, pengacara Tan, Murali Pillai dari Rajah & Tann, mendesak agar Tan memperoleh hukuman pelayanan komunitas.
 
Pengacaranya menyebut Tan merupakan pelaku pelanggaran yang masih berusia muda, dan ini pertama kalinya ia terlibat masalah hukum.
 
“Tuduhan bahwa Tan melarikan diri dari tes swab covid-19 ‘tidak relevan’ lantaran Tan hanya mengakui tuduhan meninggalkan rumah selama masa cuti medis,” ujar pengacara Tan, Murali Pillai, seperti dikutip Channel News Asia, Selasa 22 Februari 2022.
 
“Tan adalah seorang trainee manajemen bar dengan bar yang memperoleh sejumlah penghargaan. Dia bertanggung jawab penuh atas perilakunya yang bodoh dan tidak dewasa,” sebut Murali.
 
Dalam pekerjaannya, Tan disebut sebagai pekerja keras dengan semangat kuat di bidang industri makanan dan minuman.
 
Murali juga mengatakan bahwa Tan menerima penghargaan Edusave Good Progress karena menunjukkan peningkatan kinerja akademik dan perilaku baik. (Kaylina Ivani)

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan