Pemberitahuan dari Kantor Kepala Protokol Kementerian Luar Negeri tertanggal 22 Juli yang mencantumkan hadiah kepada pegawai federal AS dari pemerintah asing yang dilaporkan pada 2019. Laporan mengatakan wiski disumbangkan ke Pompeo oleh Pemerintah Jepang pada 24 Juni 2019.
Dalam pemberitahuan tersebut, yang akan diterbitkan dalam Daftar Federal pada hari Kamis, hadiah itu terdaftar sebagai "Disposisi Tidak Diketahui."
“Kementerian sedang menyelidiki masalah ini dan memiliki penyelidikan yang sedang berlangsung," sebut laporan tersebut, seperti dikutip India Today, Kamis 5 Agustus 2021.
Penyelidikan ini pertama kali dilaporkan oleh New York Times, yang mencatat bahwa pejabat AS diizinkan untuk menyimpan hadiah yang dinilai kurang dari USD390 atau Rp5,5 juta. Jika mereka ingin menyimpan hadiah yang bernilai lebih dari itu, mereka harus membelinya.
Dimintai komentar, pengacara Pompeo, William Burck mengatakan: "Pompeo tidak ingat menerima sebotol wiski dan tidak mengetahui apa yang terjadi padanya. Dia juga tidak mengetahui adanya penyelidikan tentang keberadaannya. Dia telah tidak tahu apa disposisi dari botol wiski ini."
The New York Times mengutip dua orang yang tidak disebutkan namanya yang diberi pengarahan tentang masalah tersebut. Mereka mengatakan bahwa Pemerintah AS tidak pernah dibayar untuk botol itu dan Kementerian Luar Negeri telah meminta inspektur jenderalnya untuk menentukan apa yang terjadi padanya.
Laporan Times mengatakan tidak jelas apakah Pompeo pernah menerima hadiah itu, saat dia bepergian di Arab Saudi pada 24 Juni 2019, ketika pejabat Jepang memberikannya kepada Kementerian Luar Negeri.
Pada April, Pompeo, yang bertugas di pemerintahan mantan Presiden Donald Trump, dituduh dalam laporan pengawas pemerintah melanggar aturan etika federal yang mengatur penggunaan sumber daya yang didanai pembayar pajak ketika dia, dan istrinya, meminta karyawan Kementerian Luar Negeri untuk melaksanakan tugas pribadi lebih dari 100 kali.
Pompeo membantah laporan itu, dengan mengatakan itu bermotif politik dan penuh dengan kesalahan faktual.
Pompeo menjabat hingga 20 Januari, ketika Trump dikalahkan oleh Joe Biden dalam pemilihan November. Pompeo dipandang sebagai salah satu dari segelintir anggota Partai Republik dengan ambisi presiden untuk 2024, meskipun dia belum mengkonfirmasi hal ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News