Teknologi laser dipakai dalam survei digital di bawah kanopi areal hutan Guatemala. Hasil pemindaian memperlihatkan sejumlah rumah, istana, jalan raya, dan benteng pertahanan.
Lokasi penemuan ini diperkirakan telah dihuni jutaan orang di masa lalu. Pemetaan dilakukan di area seluas 2.100 kilometer persegi di Peten utara.
Arkeolog meyakini teknologi mutakhir akan mengubah cara dunia melihat peradaban Maya.
"Saya pikir inilah salah satu kemajuan terbesar dalam lebih dari 150 tahun dalam hal arkeologi Maya," kata Stephen Houston, Profesor Arkeologi dan Antropologi di Universitas Brown, seperti dinukil BBC, Jumat 2 Februari 2018.
Houston, yang berpuluh-puluh tahun bekerja di bidang arkeologi, menyebutkan penemuan ini sebagai sesuatu yang "menakjubkan."

Teknologi Lidar mengejutkan para ilmuwan. (Foto: WILD BLUE MEDIA/CHANNEL 4)
"Saya tahu ini mungkin terdengar berlebihan, tapi ketika saya melihat citra (dari teknologi laser), itu membuat saya menangis," lanjut dia.
Hasil dari penelitian dengan teknologi bernama Lidar, singkatan dari "Light Detection and Ranging," menunjukkan bahwa Amerika Tengah juga menjadi lokasi peradaban maju mirip dengan Yunani kuno atau Tiongkok di masa lalu.
Digambarkan sebagai "sihir" oleh beberapa arkeolog, Lidar dapat menyingkap objek arkeologi yang hampir tidak dapat dilihat mata telanjang. Lidar bekerja efektif di daerah tropis.

Beberapa objek arkeologi sulit dilihat di area hutan. (Foto: WILD BLUE MEDIA/CHANNEL 4

Lidar memperlihatkan piramida di areal hutan. (Foto: WILD BLUE MEDIA/CHANNEL 4)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News