Selain Sekkingstad, ketika itu Abu Sayyaf juga menculik seorang warga Filipina -- yang kini sudah dibebaskan -- dan dua warga Kanada yang sudah dieksekusi grup ekstremis tersebut.
Menurut penasihat Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Jesus Dereza, Sekkingstad dilepas Abu Sayyaf dan diserahkan ke grup pemberontak lainnya di Sulu.
"Dia sudah dibebaskan penculiknya dan tinggal di kamp Nur Musuari," tutur Dereza, merujuk pada pendiri grup pemberontak Moro National Liberation Front.
"Kata-kata pertama saat saya berbicara dengan dirinya (Sekkingstad) adalah ucapan terima kasih kepada Presiden Duterte," sambung dia, seperti dikutip ABC, Minggu (18/9/2016).
Dereza mengatakan bebasnya Sekkingstad merupakan hasil dari upaya semua pihak selama berbulan-bulan.
Sekkingstad dijadwalkan bertemu Duterte setelah dibebaskan, namun dibatalkan karena cuaca buruk.
Walikota Filemon Tan, juru bicara Komando Mindanao Barat, mengatakan pembebasan Sekkingstad adalah hasil dari operasi militer "intens" terhadap Abu Sayyaf.

Kelompok militan Abu Sayyaf
Perkembangan Positif
Pemerintah Norwegia mengonfirmasi dibebaskannya Sekkingstad sebagai sebuah "perkembangan positif." Namun Norwegia masih tetap waspada karena Sekkingstad masih belum berada di tangan pemerintah Filipina.
"Kami masih mengikuti perkembangan terbaru dan belum akan bergembira hingga Sekkingstad benar-benar aman bersama otoritas Filipina," ujar Menteri Luar Negeri Norwegia Boerge Brende.
Belum diketahui apakah uang tebusan telah dibayarkan ke Abu Sayyaf sebagai pengganti dibebaskannya Sekkingstad. Selama ini sejumlah pihak meyakini Abu Sayyaf tidak akan pernah membebaskan tawanan tanpa menerima uang tebusa.
Pertama kali dibentuk pada 1990-an, Abu Sayyaf telah mendapatkan uang tebusan senilai jutaan dolar Amerika Serikat dari berbagai kasus penculikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News