"Delapan orang komando khusus berada di antara mereka yang tewas," kata seorang pejabat senior Kementerian Pertahanan Afghanistan, dikutip dari Guardian, Selasa 22 Januari 2019.
Para penyerang diketahui mengendarai mobil yang penuh dengan bahan peledak melalui pos pemeriksaan militer. Mereka meledakkan mobil di dalam kompleks pusat pelatihan Direktorat Keamanan Nasional.
Setelah itu, dua pria bersenjata memasuki salah satu gedung dan menembaki para tentara. Namun, dua pria ini berhasil ditembak mati.
Para pejabat Kemhan Afghanistan mengatakan, Taliban menggunakan kendaraan Humvee buatan Amerika Serikat yang diperoleh dari pasukan Afghanistan.
Juru bicara Taliban mengklaim bahwa kelompoknya telah menewaskan 190 orang. Mereka mengaku bertanggungjawab atas insiden itu.
Serangkaian serangan Taliban ini juga terjadi saat Amerika Serikat sedang meningkatkan upaya mencapai perjanjian damai konflik Afghanistan. Perjanjian damai diharapkan dapat membuka jalan bagi Taliban untuk berpartisipasi di pemerintahan selanjutnya di Afghanistan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News