Untuk memperkenalkan toleransi tersebut, Kementerian Luar Negeri Bahrain meresmikan King Hamad Chair in Interfaith Dialogue and Peaceful Co-existence di Universitas Sapienza, Roma, Italia.
Duta Besar Bahrain untuk Indonesia Mohammed Ghassan Shaikho mengatakan peresmian dialog antaragama ini sebagai langkah untuk mengeksiskan kembali toleransi di tengah masyarakat dan budaya yang berbeda.
"Langkah ini juga dianggap sebagai perwujudan dari keterbukaan Bahrain ke seluruh dunia karena melakukan peran aktif dalam meningkatkan pemahaman, komunikasi dan dialog," tuturnya di Jakarta, Kamis 6 Desember 2018.
Shaikho menegaskan inisiatif Kerajaan Bahrain ini dapat memberikan efek yang luar biasa dalam kehidupan bermasyrakat. Tak hanya itu, Bahrain juga ingin agar masyarakat melakukan dialog positif.
Inisiatif ini sejalan dengan yang telah dilakukan Indonesia selama ini. Indonesia membangun dialog antaragama di berbagai bidang. Bahkan, yang terakhir aadalah untuk memperkenalkan Islam jalan tengah yang baik untuk semua umat beragama.
Karenanya Bahrain berharap dapat melakukan kerja sama lebih dengan Indonesia di bidang ini. "Kami selalu bekerja sama dan saling menghargai sehingga kami beroleh hasil yang memuaskan. Karena Indonesia merupakan negara yang toleransinya sangat tinggi. Jadi saya merasa ada kesamaan antara Indonesia dan Bahrain," tutur dia.
Pada September 2017 di Los Angeles, Amerika Serikat (AS), dikeluarkan Bahrain Declaration mengenai Interfaith Dialogue and Peaceful Co-existence. Isi dokumen tersebut adalah untuk memerangi terorisme dan ekstremisme di dunia, serta memajukan moderasi, toleransi dan perdamaian.
Dokumen tersebut secara langsung digagas Raja Hamad bin Isa Al Khalifa sendiri. "Prinsip ini yang menjadi awal berdirinya toleransi di Bahrain, di bawah kepemimpinan Raja Hamad," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id