Pelaku telah diidentifikasi sebagai Jakraphant Thomma, seorang sersan di jajaran militer Thailand.
"Ia termotivasi perasaan dendam karena merasa dicurangi dalam perjanjian penjualan tanah," kata PM Prayuth, dirilis dari RT.com, Minggu 9 Februari 2020.
Thomma diketahui telah membunuh komandan dan dua rekan sesama prajurit. Ia kemudian mencuri senjata api, amunisi dan sebuah mobil Humvee dari kamp militer.
Dari sana, ia mengemudi ke sebuah kuil Buddha dan ke pusat perbelanjaan Terminal 21 di kota Nakhon Ratchasima, atau biasa juga disebut Korat. Di sana, ia menembaki para pengunjung mal dan pejalan kaki serta menyandera beberapa orang.
Ketegangan antara aparat keamanan dan pelaku pun berlangsung selama 17 jam di Terminal 21. Pelaku akhirnya tewas ditembak petugas.
Saat melakukan aksinya, Thomma mengunggah beberapa tulisan ke laman Facebook, yakni "tidak ada yang bisa lari dari kematian" dan "Apakah saya seharusnya menyerah." Facebook menutup akun tersebut beberapa saat kemudian.
Ibu pelaku sempat dibawa ke Terminal 21 untuk membujuk sang anak agar mau menyerahkan diri.
Salah satu saksi mata mengatakan kepada BBC bahwa ia dan beberapa orang lainnya bersembunyi di toilet lantai empat. Dari sana, mereka lari ke lantai dua dan bersembunyi di bawah meja restoran selama tiga jam sebelum akhirnya dievakuasi polisi.
Total kematian dalam penembakan ini 27 orang, termasuk pelaku. Sementara korban luka mencapai sedikitnya 57 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News