Baca juga: Bandara Hong Kong Ditutup karena Demonstrasi.
Seperti dilansir AFP, Selasa 13 Agustus 2019 pagi, penumpang dengan bagasi sedang diperiksa di ruang keberangkatan. Sementara papan informasi menunjukkan beberapa penerbangan sudah naik atau akan berangkat.
Penutupan tiba-tiba dari salah satu pusat transportasi udara tersibuk di dunia terjadi setelah ribuan demonstran berpakaian hitam membanjiri bandara untuk unjuk rasa damai.
Itu adalah peningkatan dramatis dari krisis 10 minggu yang telah menjadi tantangan terbesar bagi pemerintahan Tiongkok Hong Kong sejak penyerahan Inggris tahun 1997.
Protes telah membuat marah Beijing, yang menggambarkan beberapa demonstrasi kekerasan sebagai ‘terorisme’.
Amerika Serikat semalam mendesak semua pihak untuk menahan diri dari kekerasan, karena krisis yang dipicu oleh undang-undang untuk memungkinkan ekstradisi ke daratan Tiongkok berlanjut tanpa akhir yang jelas terlihat.
Balas membalas
Pada Selasa pagi, hanya segelintir pengunjuk rasa yang tersisa di bandara. Tetapi kekhawatiran operasi polisi untuk membersihkan fasilitas itu dalam semalam terbukti tidak berdasar, dengan para demonstran pergi begitu saja.
"Ini menjadi semakin dan semakin berbahaya, tetapi jika kita tidak keluar pada saat ini, masa depan kita akan menjadi lebih menakutkan. Kita akan kehilangan kebebasan kita," seorang pedemo berusia 22 tahun di bandara mengatakan kepada AFP, Senin, 12 Agustus 2019.
Banyak poster dan karya seni yang mereka gantung di seluruh fasilitas selama reli selama berjam-jam telah diturunkan. Tetapi grafiti masih dapat dilihat di beberapa tempat.
Beberapa pedemo masih bertahan di Bandara Hong Kong. Foto: AFP.
Para pengunjuk rasa mengadopsi slogan itu setelah seorang wanita menderita cedera wajah serius yang dilaporkan menyebabkan dia kehilangan penglihatan di salah satu mata pada sebuah demonstrasi yang berubah menjadi kekerasan pada Minggu malam.
Para demonstran menuduh polisi menyebabkan cedera dengan menembakkan bean-bag bulat, dan mengutip kasus sebagai bukti dari apa yang mereka katakan sebagai tanggapan berlebihan dan tidak proporsional oleh polisi terhadap protes mereka.
Para aktivis telah meminta para pendukung mereka untuk kembali ke bandara Selasa malam, meskipun tidak jelas apakah pihak berwenang akan membiarkan itu terjadi.
Protes yang dimulai bertentangan dengan undang-undang yang memungkinkan ekstradisi ke daratan telah berubah menjadi upaya yang lebih luas untuk membalikkan slide kebebasan di kota di wilayah selatan Tiongkok itu.
Namun pemimpin kota yang didukung Beijing itu telah mengesampingkan memenuhi tuntutan para pemrotes, yang mencakup hak untuk memilih pemimpin mereka berikutnya dan penyelidikan atas dugaan kebrutalan polisi.
Demonstrasi menjadi semakin keras, dengan polisi menggunakan gas air mata dan peluru karet untuk mendorong kembali demonstran yang kadang-kadang melemparkan batu bata dan botol.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
