"Yang ditawarkan Indonesia ke Laos adalah pesawat N219. Pesawat ini bisa mengangkut sekitar 19 penumpang," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir, di Kementerian Luar Negeri, Jalan Pejambon, Jakarta, Kamis (28/1/2016).
Penawaran pesawat ini bertujuan untuk menguatkan dirgantara Laos. Wilayah Laos dikenal cocok dengan daya jelajah dari N219 tersebut.
Selain itu, kunjungan Menlu Retno untuk menunjukkan dukungan Indonesia terhadap Laos terkait keketuan Laos di ASEAN.
Isu-isu yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah perdagangan, pakaian jadi, dan investasi. Selain bertemu dengan Menlu Laos Thoungloun Sisoulith, Menlu Retno juga bertemu dengan Perdana Menteri Laos Thongsing Tammavong.
"Lalu Menlu Retno juga membicarakan undang-undang terorisme, kerja sama maritim dalam upaya IUU Fishing," lanjutnya lagi.
Indonesia mendukung penuh Laos menjadi Ketua ASEAN di sepanjang 2016 menggantikan Malaysia. Pemerintah Indonesia dan Laos telah menjalin hubungan diplomatik hampir 6 dekade, sejak 30 Agustus 1957. Investasi Indonesia di Laos pada tahun 2014 mencapai USD1,1 juta.
Kedua negara juga menikmati hubungan perdagangan yang baik dengan total perdagangan pada tahun 2014 mencapai USD55,80 juta. Komoditi ekspor utama Indonesia ke Laos antara lain alat-alat dan aksesoris kendaraan, elektronik dan pakaian jadi. Sedangkan impor Indonesia dari Laos mencakup tembakau, kopi, essential oils, calcium dan aluminium.
Selain itu, Laos juga merupakan salah satu negara yang telah menerima program beasiswa Indonesia. Sebanyak 13 orang peserta dari Laos telah mengikuti skema program Beasiswa Seni dan Budaya selama periode 2003–2015 dan sebanyak 61 orang peserta juga telah bergabung dalam program Darmasiswa periode tahun 1974-2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News