Warga Australia ikut serta dalam unjuk rasa bertajuk Invasion Day yang membela hak-hak Aborigin di Melbourne, 26 Januari 2018. (Foto: AFP/PETER PARKS)
Warga Australia ikut serta dalam unjuk rasa bertajuk Invasion Day yang membela hak-hak Aborigin di Melbourne, 26 Januari 2018. (Foto: AFP/PETER PARKS)

Guardian: 147 Aborigin Tewas di Tahanan Australia dalam Satu Dekade

Arpan Rahman • 28 Agustus 2018 19:03
Canberra: Kantor berita Guardian merilis sebuah laporan mengejutkan yang memperlihatkan bahwa 147 aborigin, etnis pribumi Australia, meninggal dunia dalam tahanan pemerintahan Negeri Kanguru dalam 10 tahun terakhir.
 
Dilaporkan dari situs daring Guardian, Selasa 28 Agustus 2018, kubu oposisi Australia menilai hal tersebut sebagai sesuatu yang memalukan bagi bangsa dan negara. 
 
Setelah munculnya laporan, sejumlah kelompok Aborigin menuntut pemerintah segera mengizinkan adanya pemantauan independen di semua pusat penahanan, dengan fokus terhadap narapidana pribumi.

Hanya 2,8 persen penduduk Australia diidentifikasi sebagai pribumi. Namun, penduduk pribumi mencakup 27 persen dari total orang yang dipenjara di Australia. Sebanyak 22 persen kematian pribumi Australia terjadi di tahanan penjara, dan 19 persen di tahanan polisi.
 
Investigasi yang dilakukan Guardian Australia dalam 10 tahun terakhir mencatat adanya indikasi kegagalan sistemik yang serius di pemerintah.
 
Laporan berjudul 'Death Inside' itu meliputi beberapa contoh diskriminasi yang diterima Aborigin.
 
Salah satu contoh itu adalah kasus dimana seorang pria Aborigin yang menderita serangan jantung harus berjalan sendiri ke pos penjaga untuk memakai unit oksigen portabel. Setelah itu, petugas baru memanggil ambulans.
 
Terdapat pula kasus saat seorang pria Aborigin lainnya meninggal akibat penyakit jantung. Ia ditemukan tergeletak di sebuah bangku beton di sel tahanan polisi di Darwin.
 
"Seorang Aborigin paruh baya yang sakit diperlakukan seperti seorang kriminal dan dipenjara. Dia meninggal di sel polisi yang dibangun untuk penjahat kambuhan. Dalam pandangan saya, dia berhak mati sebagai orang merdeka," ucap seorang petugas koroner dalam laporan Guardian.
 
Hingga saat ini, pemerintah Australia belum merespons laporan tersebut.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan