Bersama anak yatim piatu dari Panti Asuhan Nuruz Zahroh, Jakarta Utara, para pelaut tersebut mencoba menu liwetan: nasi liwet, sayuran urap, ayam goreng serundeng, tempe orek, telor balado, bakwan jagung, lalapan dan sambal. Tak ketinggalan kerupuk juga menemani santap siang mereka.
Kebersamaan dalam ngeliwet terlihat ketika masing-masing personel makan. Ada yang terlihat kesusahan karena harus makan pakai tangan, ada pula yang tidak kuat memakan pedasnya sambal.
Ekspresi lucu para pelaut ini ditertawakan anak-anak. Pemandu acara, Faye Belnis dari Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, sebelumnya telah memperingatkan para pelaut bahwa jika tidak terbiasa makan pedas, sebaiknya jangan pakai sambal.
Namun, Edward, seorang marinir, sepertinya penasaran. Dia menantang dirinya makan pedas dan berakhir dengan lidah panas serta keringat bercucuran.
Sambil bercanda dengan para anak yatim piatu, Edward mengatakan, "Pedas sekali, ya, ternyata."
Beda lagi dengan seorang pelaut wanita. Dia sangat senang makan bakwan jagung. Terlihat dia beberapa kali mengambil bakwan jagung dan memakannya sedikit demi sedikit.
Keseruan tersebut berakhir dengan saling bantu membereskan bekas ngeliwet. Makanan sisa diangkut dan disatukan, serta daun pisang yang menjadi alas makan diangkat. Setelah bersih, semua berfoto bersama.
Salah satu komandan kapal, Jones, mengatakan ngeliwet sangat menyenangkan. "Semuanya menjadi satu, walau pun pedas," serunya sambil tertawa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News