Sumiteru Taniguchi di Nagasaki, Jepang, 9 Agustus 2017. (Foto: AFP/JIJI PRESS)
Sumiteru Taniguchi di Nagasaki, Jepang, 9 Agustus 2017. (Foto: AFP/JIJI PRESS)

Tukang Pos yang Selamat dari Bom Nagasaki Meninggal Dunia

Willy Haryono • 30 Agustus 2017 14:24
medcom.id, Nagasaki: Seorang aktivis pelucutan senjata nuklir Sumiteru Taniguchi, yang berprofesi sebagai tukang pos di Nagasaki saat era Perang Dunia II, meninggal dunia di usia 88 tahun, Rabu 30 Agustus 2017. 
 
Taniguchi, yang pernah dipertimbangkan sebagai calon peraih Penghargaan Nobel Perdamaian, mengembuskan napas terakhir akibat kanker di sebuah rumah sakit di Nagasaki. 
 
Kabar kematian disampaikan Nihon Hidankyo, sebuah grup yang merepresentasikan korban selamat bom atom Hiroshima dan Nagasaki. 

Berusia 16 tahun saat Amerika Serikat (AS) menjatuhkan bom di Nagasaki, Taniguchi menderita luka bakar parah di bagian punggung dan tangan kiri. Luka tersebut baru sembuh beberapa tahun kemudian. 
 
Saat pengeboman, Taniguchi sedang bersepeda sekitar 1,8 kilometer dari pusat ledakan. 
 
"Tiba-tiba, setelah melihat cahaya mirip pelangi dari arah belakang, saya terdorong angin ledakan yang kuat dan terjerembab ke tanah," ucap Taniguchi dalam upacara peringatan bom Nagasaki pada 2015. 
 
"Saat saya terbangun, kulit di tangan kiri saya, dari pundak hingga ke jari-jari, terbakar. Saya memegang punggung saya, dan baju saya sudah tidak ada. Ada banyak bagian kulit yang terbakar di tangan saya," lanjut dia. 
 
"Banyak mayat hangus terbakar, suara-suara meminta tolong dari deretan gedung yang runtuh. Ada orang-orang yang dagingnya terlepas, isi perutnya tergurai. Tempat itu telah menjadi lautan api. Saat itu adalah neraka," ungkap Taniguchi. 
 
Dia menjadi salah satu wajah korban selamat yang fotonya diambil militer AS. Foto bagian punggungnya yang melepuh hebat tersebar ke seluruh dunia ketika itu. 
 
Dirawat di rumah sakit sekitar 3,5 tahun setelah ledakan, Taniguchi menjadi seorang aktivis pelucutan senjata nuklir. Ia pernah menjadi pembicara dalam berbagai acara nuklir di Jepang dan luar negeri. 
 
"Saya khawatir orang-orang, terutama pemuda, mulai kehilangan minat (terhadap pelucutan senjata nuklir)," sebut Taniguchi dalam wawancara dengan AFP pada 2003. 
 
"Saya ingin generasi muda mengingat bahwa senjata nuklir tidak akan pernah menyelamatkan kemanusiaan. Merupakan sebuah ilusi untuk meyakini bahwa payung nuklir akan melindungi kita semua," tambah dia. 
 
AS menjatuhkan bom atom pertamanya di Hiroshima pada 6 Agustus 1945, yang menewaskan sekitar 140 ribu orang. Jumlah itu termasuk korban selamat ledakan, namun meninggal akibat radiasi parah. 
 
Tiga hari kemudian, AS menjatuhkan bom plutonium di Nagasaki, yang menewaskan 74 ribu orang.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan