medcom.id, Pyongyang: Ditengah tegangnya situasi di Semenanjung Korea, Kedutaan Besar RI di Pyongyang tetap melaksanakan upacara bendera memperingati Detik-Detik Proklamasi. Dilakukan di halaman depan Wisma Indonesia, Duta Besar RI untuk Korea Utara Bambang Hiendrasto menjadi pemimpin upacara.
Dubes Bambang menyampaikan amanatnya kepada warga negara Indonesia di seluruh dunia untuk memberikan penghormatan dan penghargaan tinggi kepada para pemimpin bangsa dan pahlawan yang sudah mati-matian membela kesatuan Indonesia.
"Kemerdekaan yang diraih menjadi jembatan emas bagi seluruh rakyat Indonesia untuk menuju kemakmuran, menegakkan keadilan dan meraih kemajuan bersama," katanya, seperti dikutip dari keterangan tertulis KBRI Pyongyang yang diterima Metrotvnews.com, Sabtu, 19 Agustus 2017.
Dubes Bambang menambahkan, pemerintah ingin rakyat Indonesia di seluruh pelosok tanah air bisa merasakan manfaat dari pembangunan.
"Pemerintah tidak ingin kesejahteraan hanya ddapat dinikmati oleh seseorang atau kelompok berkepentingan saja. Ini adalah janji kemerdekaan yang harus diwujudkan, yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia," seru Dubes Bambang.
Upacara bendera ini dihadiri oleh budayawan Jaya Suprana dan istri, Sekretaris Jenderal Asosiasi Persahabatan Indonesia-Korea Utara Teguh Santosa dan Aldi Gultom. Tiga pengibar bendera terdiri dari staf KBRI dan pelajar Indonesia.
Usai upacara, acara dilanjutkan dengan jamuan makan siang bersama di Ruang Pancasila KBRI Pyongyang yang diawali dengan pemotongan nasi tumpeng oleh Dubes Bambang. Sembari menikmati nasi kuning lengkap, bakso, kue pastel, kroket dan wingko, para peserta upacara menonton upacara Detik-detik Proklamasi di Istana Merdeka, Jakarta, lewat siaran langsung stasiun televisi Indonesia.
Acara kemudian dilanjutkan dengan lomba 17 Agustus ala Indonesia. Ada lomba balap karung, memasukkan pensil ke dalam botol, lari dengan menjepit satu bola di antara kedua paha, lari menggigit sendok dengan bola pingpong di atasnya dan lomba makan kerupuk.
Semua warga Indonesia dan staf KBRI Pyongyang bersama beberapa staf lokal bergembira mengikuti perlombaan tersebut. Menurut mereka, adanya lomba 17 Agustus ala Indonesia ini mengobati rasa cinta terhadap tanah air.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News