Dalam ucapannya, Mattis menuduh Tiongkok menghina kepentingan negara lain dan mengabaikan hukum internasional.
"Pembangunan dan militerisasi pulau-pulau buatan di Laut China Selatan telah merusak stabilitas regional," ucap Mattis di Dialog Shangri-La di Singapura, seperti dikutip Reuters, Senin 5 Juni 2017.

Menhan AS, James Mattis/Reuters
Mattis menambahkan, kerja sama AS dan Tiongkok untuk menekan Korea Utara tak berarti AS tidak menentang kegiatan Tiongkok di Laut China Selatan.
Menanggapi hal itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying menegaskan kegiatan berdaulat yang dilakukan Tiongkok tidak ada hubungannya dengan militerisasi.
"Pembangunan fasilitas di Spratly ditujukan untuk memperbaiki kondisi kerja bagi orang-orang yang ditempatkan di sana, untuk mempertahankan kedaulatan dan memenuhi tanggung jawab internasional Tiongkok," kata Hua.
Tiongkok mengklaim hampir 90 persen dari Laut China Selatan di mana Tiongkok harus berebut dengan Filipina, Taiwan, Vietnam, Brunei dan Malaysia.
"Tiongkok dengan tegas menentang hal ini dan mendesak pihak-pihak terkait untuk berhenti mengeluarkan ucapan yang tidak bertanggung jawab," tegas Hua.
Ia juga meminta negara-negara di kawasan untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan dan memainkan peran yang membangun dalam hal ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News