Dalam BDF IX di Nusa Dua, Tunisia diwakili seorang peraih penghargaan nobel perdamaian: Madame Ouided Bouchamaoui. Ia bertemu dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pertemuan bilateral di sela BDF IX.
"Mereka sangat ingin belajar soal proses demokrasi dari Indonesia," kata Menlu Retno di Bali International Convention Center (BICC), Nusa Dua, Bali, Kamis (8/12/2016).
Selain demokrasi, Tunisia juga tertarik mempelajari seluk beluk dunia usaha kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia. Sebagai pebisnis, Bouchamaoui merasa perlu memetik pelajaran berharga dari sektor perekonomian dan perdagangan RI.
"Saya titipkan upaya kedua pihak dalam meningkatkan perdagangan. Tunisia juga ingin mempelajari mengenai pemberdayaan perempuan dari Indonesia," tutur Menlu Retno.
Pertemuan bilateral juga dilakukan Menlu Retno dengan Menlu Nepal Prakash Sharan Mahat. Kedua negara membicarakan kerja sama di bidang industri strategis, termasuk perkeretaapian.
Menurut Menlu Retno, Nepal dan Indonesia merupakan salah satu kontributor terbesar dalam misi perdamaian dunia. Hal ini dapat dimanfaatkan dalam mendorong kerja sama perdagangan. "Semisal PT Pindad dapat menawarkan produk (persenjataan dan amunisi) ke Nepal," tutur Menlu Retno.
Sementara dalam pertemuan bilateral dengan Melanesian Spearhead Group (MSG), Menlu Retno membahas mengenai kerja sama di bidang ekonomi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News