Cox's Bazar: Ribuan anak-anak pengungsi Rohingya berisiko tertular penyakit difteri di kemah-kemah pengungsian di Cox's Bazar, Bangladesh.
Sejak kasus pertama difteri terdeteksi pada 8 November lalu, 1.326 kasus menyusul kemudian di kemah pengungsian tersebut. Angka ini cukup signifikan, mengingat hanya 4.500 kasus yang dilaporkan secara global oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2015 lalu.
Difteri merupakan penyakit yang berpotensi mematikan, yang disebabkan pembengkakan kelenjar dan masalah pernapasan parah. Penyakit ini bisa menular lewat udara.
Penyakit difteri lebih sering dijumpai pada anak-anak daripada orang dewasa. Di Cox's Bazar, sekitar 76 persen kasus terdapat pada anak-anak di bawah 15 tahun.
Sedikitnya 19 orang di kemah pengungsian tewas akibat difteri. "Difteri biasanya muncul di antara populasi rentan yang belum menerima vaksinasi rutin," ujar perwakilan Unicef untuk Bangladesh, Edouard Beigbeder, seperti dilansir dari laman Asian Correspondent, Kamis 21 Desember 2017.
Menurutnya, wabah ini menunjukkan peningkatan tajam. "Ini jadi indikator kerentanan ekstrem anak-anak di kemah pengungsian Rohingya dan permukiman kumuh lainnya," imbuh dia.
Masalah kesehatan diperkirakan akan memburuk saat Bangladesh memasuki musim dingin. Instansi kemanusiaan mengeluarkan tempat berlindung, pakaian dan barang bantuan lainnya kepada penduduk yang terkena dampak.
"Anak-anak, yang merupakan 55 persen dari populasi pengungsi Rohingya, sangat rentam. Begitu juga perempuan, dan mereka jumlahnya lebih dari separuh pengungsi Bangladesh. Diperkirakan, 10 persen difabel, memiliki kondisi medis serius, atau orang tua berisiko," ungkap Juru Bicara Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pengungsi (UNHCR) Babar Baloch.
Difteri juga saat ini sedang ramai diperbincangkan di Indonesia. Beberapa kasus tengah ditangani. Korban segera diisolasi di rumah sakit.
Tak hanya itu, vaksin difteri massal juga dilakukan oleh pemerintah ke berbagai sekolah dan rumah sakit untuk mencegah penularan lebih lanjut dari penyakit tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News