Menlu Retno menuturkan banyak upaya yang dilakukan pemerintah agar para tenaga kerja Indonesia (TKI) ini terjamin keselamatan dan hak-haknya. Karenanya, baru-baru ini para pemimpin ASEAN menandatangani konsensus perlindungan buruh migran dalam Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN di Manila, beberapa waktu lalu.
"Proteksi ini dapat ditandatangani para pemimpin ASEAN setelah melewati perjalanan panjang. Namun pemerintah Indonesia bertahan bahwa harus ada paling tidak satu dokumen untuk melindungi para buruh migran," ucap Menlu Retno disambut tepuk tangan meriah dari para buruh migran yang hadir di Islamic Center, Bekasi, Minggu, 17 Desember 2017.
Tak hanya itu, Kementerian Luar Negeri juga mengeluarkan aplikasi Safe Travel. Aplikasi ini dapat mempermudah para TKI dan pelancong dari Indonesia untuk mengetahui situasi di negara yang mereka tinggali.
Baca: Menlu Retno Terima Penghargaan dari Serikat Buruh Migran Indonesia
Tak hanya itu, peningkatan jumlah pusat belajar (learning center) bagi para TKI juga sudah dilakukan. Meski demikian, baru TKI di Malaysia yang bisa merasakannya.
Menlu Retno berharap para TKI di negara lain bisa ikut merasakan pusat belajar, yang merupakan sarana untuk para TKI mengembangkan keterampilan mereka.
"Karenanya, kami berharap bisa terus bekerja sama dengan Serikat Buruh Migran Indonesia dan Badan Nasional Perlindungan dan Penempatan TKI untuk membantu melindungi para buruh migran Indonesia. Sekali lagi, saya merupakan teman buruh migran Indonesia," tutupnya.
Dalam acara tersebut, Menlu Retno juga mendapatkan penghargaan atas kontribusinya melindungi WNI di luar negeri terutama para buruh migran. Dia juga ikut menyanyi dan berjoget dengan para buruh migran seusai acara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
