Latihan berskala besar yang melibatkan puluhan ribu pasukan darat merupakan sumber ketegangan abadi antara kedua Korea. Pyongyang mengutuk itu sebagai latihan provokatif untuk invasi ke Utara.
Pembicaraan sedang berlangsung buat mengatur KTT Utara-Selatan. Diikuti pertemuan tatap muka langsung antara Donald Trump dan Kim Jong Un. Timbul spekulasi bahwa latihan tahun ini mungkin akan diperkecil demi menghindari macetnya diskusi.
Kegiatan itu telah ditunda untuk menghindari bentrokan dengan Pyeongchang Winter Games di Selatan, bulan lalu.
Namun Washington dan Seoul mengatakan latihan, yang diperkirakan berlanjut pada 1 April, akan "serupa" dengan ukuran tahun-tahun sebelumnya.
"Komando PBB telah memberi tahu militer Korut tentang jadwalnya dan juga sifat pertahanan dari latihan tahunan," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel, kepada wartawan, seperti dilansir AFP, Selasa 20 Maret 2018.
Pentagon menambahkan dalam sebuah pernyataan: "Latihan gabungan kami berorientasi pada pertahanan dan tidak ada alasan bagi Korea Utara untuk melihatnya sebagai provokasi."
Menurut seorang utusan senior Korea Selatan yang berkunjung ke Pyongyang, awal bulan ini, Kim telah menjelaskan bahwa dia "memahami" kebutuhan akan latihan untuk terus maju.
Pengakuan semacam itu sangat berbeda dengan kecaman Kim tentang latihan di masa lalu. Korut sering menanggapi latihan dengan aksi militernya sendiri, dan tahun lalu menembakkan empat rudal balistik di dekat Jepang.
"Foal Eagle" adalah serangkaian latihan lapangan dengan sekitar 11.500 pasukan AS yang ambil bagian, bersama 290.000 pasukan Korsel. Sementara "Key Resolve" berupa latihan pos komando yang menggunakan simulasi berbasis komputer.
AS, sebagai penjamin keamanan Korsel, memiliki hampir 30.000 tentara yang ditempatkan di Selatan. Sebagai warisan Perang Korea 1950-53 yang berakhir dengan gencatan senjata bukan perjanjian damai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News