Pertemuan mengejutkan ini terjadi seiring menghangatnya kedua kubu, sejak Presiden Taiwan Ma Ying-jeou dari Partai KMT berkuasa pada 2008.
Menurut kantor berita Xinhua, Tiongkok menilai pertemuan ini sebagai sebuah pencapaian untuk "saling bertukar pandangan mengenai perkembangan perdamaian lintas selat," yang merujuk pada selat yang memisahkan kedua kubu.
"Dialog ini akan menandai dimulainya pertukaran komunikasi antar pemimpin pulau utama (Tiongkok) dan Taiwan," ujar kepala lembaga dalam negeri Taiwan, Zhang Zhijun.
"Saya yakin pertemuan ini akan menggalang dukungan dari semua orang di sepanjang selat dan juga dari komunitas internasional," sambung dia.
Ada beberapa detail lain yang akan menjadi substansi dialog. Juru bicara Presiden Ma mengatakan tujuan diskusi adalah "mengamankan perdamaian lintas selat," namun dipastikan tidak akan ada perjanjian apapun atau pernyataan gabungan kedua pemimpin.
Untuk menghindari masalah protokoler dari titel "Presiden," Zhang menyebut kedua pemimpin akan saling memanggil "Tuan."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News