Kementerian Kesehatan Korsel mengatakan "sudah tidak ada lagi risiko" infeksi MERS, sekitar tujuh bulan setelah kasus pertama terdiagnosis pada Mei.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menerapkan standar waktu empat pekan setelah pasien MERS terakhir sembuh, sebelum wabah bisa benar-benar dinyatakan berakhir.
Virus MERS-COV menginfeksi 186 orang di Korsel, dan sekitar 17 ribu lainnya dikarantina di rumah masing-masing. Wabah terbesar di luar Arab Saudi ini juga memicu penutupan sejumlah sekolah.
Seoul mengatakan pria 35 tahun, yang mengidap kanker sebelum terdiagnosis MERS, meninggal dunia pada 25 November karena "kondisi tubuh yang terus memburuk dengan cepat."
MERS dinilai lebih sebagai virus mematikan, tapi tidak terlalu menular seperti Sindrom Pernapasan Akut Parah atau SARS, yang menewaskan ratusan orang sejak muncul di Asia pada 2003.
Wabah MERS menghantam perekonomian, mengganggu daya beli konsumen dan merusak sektor pariwisata Korsel selama berbulan-bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News