Penerbangan itu, yang tertulis di situs AirAsia sebagai pesawat Airbus A330, lepas landas dari Sydney menuju Kuala Lumpur, Selasa (10/3/2015). Namun di tengah perjalanan, pesawat berbalik arah dan mendarat di kota Melbourne.
"Mereka mengalami masalah dengan sistem tampilan peta navigasi di kokpit," ujar juru bicara Badan Keselamatan Penerbangan Sipil pada AFP.
AirAsia mengonfirmasi pendaratan darurat, tapi belum menyebut ada berapa orang serta kru di pesawat tersebut. "Ada semacam gangguan teknis," tutur seorang jubir AirAsia.
"Pesawat itu telah diperbaiki dan sekarang sudah bisa lepas landas lagi," sambung dia.
Badan Penerbangan Australia memahami mengapa penerbangan AirAsia XAX223 diarahkan ke Melbourne ketimbang kembali ke Sydney. Pasalnya, cuaca di Melbourne jauh lebih mendukung untuk pendaratan.
Kecelakaan fatal AirAsia terjadi pada akhir Desember lalu, saat pesawat QZ8501 yang mengangkut 162 orang terjatuh di perairan Indonesia.
Tahun lalu, dua kecelakaan menimpa maskapai Malaysia Airlines, dengan korban tewas melebihi 500 orang. Rentetan kecelakaan ini menimbulkan kekhawatiran mengenai standar keamanan jasa transportasi udara Malaysia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News