"Saya mengetahui bahwa pekerja medis dapat mengajukan permintaan (obat) T-705 dalam keadaan darurat walau belum ada keputusan dari WHO. Jika begitu, kami akan siap meresponnya," ucap Kepala Kabinet Jepang Yoshihide Suga, seperti dilansir Reuters, dalam sebuah konferensi pers di Tokyo, Senin (25/8/2014).
T-705 adalah kode untuk obat influenza favipiravir. Perusahaan Jepang Fujifilm Holdings Corp dan rekannya di Amerika Serikat, MediVector, bekerja sama untuk menjadikan obat ini sebagai alternatif perawatan Ebola.
Wabah Ebola di Afrika Barat telah menewaskan lebih dari 1.000 orang. WHO telah mendeklarasikan wabah ini sebagai darurat kesehatan internasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News