Demonstran antipemerintah Hong Kong berbaris melalui mal-mal yang didekorasi Natal, meneriakkan slogan-slogan dan memaksa satu mal tutup lebih awal pada hari Rabu 25 Desember. Polisi pun menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa yang berkumpul di jalan-jalan terdekat.
Protes telah berubah menjadi lebih konfrontatif selama musim perayaan, meskipun sebelumnya pada Desember mereka sebagian besar damai setelah kandidat pro-demokrasi memenangkan pemilihan dewan distrik.
Para pemimpin pro-Beijing Hong Kong tidak memberikan konsesi kepada para pemrotes, meskipun mengakui kekalahan mereka dalam jajak pendapat, dan demonstrasi telah menjadi lebih konfrontatif selama periode perayaan.
"Konfrontasi diharapkan, tidak masalah apakah itu Natal," kata Chan, seorang pekerja restoran berusia 28 tahun yang merupakan bagian dari kerumunan di luar pusat perbelanjaan di distrik Mong Kok.
"Saya kecewa pemerintah masih tidak menanggapi salah satu dari tuntutan kami. Kami terus keluar bahkan jika kami tidak memiliki banyak harapan," ucap Chan, seperti dikutip AFP, Kamis, 26 Desember 2019.
Polisi anti huru hara berpatroli melewati tempat-tempat protes sementara para turis dan pembeli, banyak yang memakai topi Santa atau tanduk rusa, berjalan melewatinya.
Tidak ada bentrokan besar, tetapi dengan kerumunan dadakan terbentuk untuk meneriaki penganiayaan terhadap para perwira yang sangat tidak populer, yang telah dituduh menggunakan kekuatan berlebihan, polisi secara singkat menembakkan gas air mata di Mong Kok, daerah protes populer.
Polisi menggambarkan tanggapan mereka terhadap kerusuhan itu sebagai reaktif dan terkendali. Ratusan pedemo, berpakaian hitam dan memakai topeng wajah, turun ke pusat perbelanjaan di sekitar kota yang dikuasai Tiongkok. Mereka meneriakkan slogan-slogan populer seperti "Bebaskan Hong Kong! Revolusi zaman kita!"
Polisi menangkap beberapa orang di sebuah pusat perbelanjaan di distrik Sha Tin setelah menyemprot merica. Mal tutup lebih awal, dengan staf mengarahkan pelanggan untuk pergi. Pusat perbelanjaan lainnya tetap buka.
Polisi yang menggunakan tongkat menembakkan gas air mata pada Selasa kepada ribuan pengunjuk rasa yang membarikade jalan, menyemprotkan slogan-slogan pada bangunan dan menghancurkan sebuah kafe Starbucks dan cabang HSBC. Sebuah truk meriam air, diapit oleh jip lapis baja, berkeliaran di jalan-jalan, tetapi tidak banyak digunakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News