Departemen Margasatwa Malaysia di Sabah mengatakan bahwa Badak Sumatra bernama Iman itu mati akibat komplikasi sistem organ tubuh. Iman mengidap tumor organ dalam sejak badak itu diamankan otoritas Malaysia pada Maret 2014.
Direktur Departemen Margasatwa Malaysia Augustine Tuuga mengatakan bahwa Iman, berusia sekitar 25 tahun, terlihat kesakitan akibat tekanan tumor di bagian kandung kemih. Augustine menyebut kematian Iman terjadi lebih cepat dari perkiraan awal.
Kematian Iman terjadi enam bulan usai satu-satunya badak jantan di Sabah mengembuskan napas terakhir. Sementara pada 2017, seekor badak betina di tempat penangkaran di Sabah juga mati.
Upaya mengembangbiakkan badak di Sabah berujung gagal, namun otoritas setempat telah mengambil sejumlah sampel sel untuk skema reproduksi di masa mendatang.
"Meski tahu cepat atau lambat kematian ini akan terjadi, kami sangat sedih," kata Menteri Lingkungan Hidup Sabah Christina Liew, dikutip dari CGTN, Minggu 24 November 2019.
Liew mengatakan Iman beberapa kali hampir mati, termasuk saat hewan tersebut kehilangan banyak darah. Namun petugas margasatwa berhasil menyelamatkan dan memulihkan kondisinya hingga sehat kembali.
Petugas margasatwa Sabah telah mengambil sel telur Iman untuk skema kerja inseminasi buatan dengan Pemerintah Indonesia.
Badak Sumatra adalah spesies rhinoceros terkecil dan satu-satunya yang memiliki dua cula. Badak Sumatra pernah menjelajah jauh di seantero Asia, bahkan hingga ke India.
Namun jumlahnya merosot drastis akibat terjadinya deforestasi dan juga perburuan liar. Grup konservasi WWF mengestimasi saat ini hanya ada sekitar 80 Badak Sumatra, yang sebagian besar hidup di pulau Sumatra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News