Bagi para pengungsi, Iduladha tahun ini adalah pertama kalinya bagi mereka merayakan di kamp pengungsian sejak keluar dari Rakhine, Agustus tahun lalu.
"Di Myanmar kami punya uang, kami punya ternak dan tanah. Iduladha kami bahagia di sana," kata salah satu pengungsi bernama Mohammad Issa, dikutip dari AFP, Rabu 22 Agustus 2018.
"Doa kami supaya kami bisa kembali lagi ke tempat asal kami dan tidak terus-menerus tinggal di kamp pengungsian ini," lanjut dia.
Di Cox's Bazar sendiri, bahan makanan terlihat hanya tersisa sedikit. Untuk para pengungsi, mereka mengaku rindu merayakan Iduladha di Rakhine.
"Kami di sini tidak punya uang untuk menyembelih sapi atau membeli pakaian baru," ucapnya.
Di Kutupalong --salah satu kamp pengungsi lainnya--, para pengungsi menjejali sebuah lapangan di mana mereka melakukan salat Iduladha.
Namun, untuk pengungsi Rohingya yang sedikit berkecukupan, mereka bisa membeli kurban, berupa sapi atau kambing. Mereka mengaku telah mengumpulkan uang cukup lama untuk berkurban.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News