Sebuah gedung di situs yang disebut Sohae Satellite Launching Station itu dibongkar total dan sejumlah mesin diangkat keluar, begitupun dengan kendaraan peluncur.
"Fasilitas ini diyakini telah memainkan peran penting dalam pengembangan rudal balistik antarbenua Korut," kata lembaga North 38 asal AS, dikutip dari Strait Times, Selasa 24 Juli 2018.
Laporan 38 North ini datang di tengah pertanyaan besar apakah kesepakatan antara pemimpin Korut Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump benar-benar akan terwujud.
Badan penelitian ini pun mengatakan bahwa aktivitas di Sohae adalah langkah penting untuk menjaga agar negosiasi antar dua negara tetap berjalan.
"Ini berarti Korut juga bersedia membatalkan peluncuran satelit untuk saat ini serta uji coba nuklir dan rudal," sebut pernyataan dari 38 North.
Sebelumnya, Trump sempat berang karena dianggap tak serius untuk melakukan denuklirisasi Korut. Selain itu, kesepakatan yang ia buat bersama Kim Jong-un juga disebut-sebut tidak akan berjalan dengan semestinya.
Selain AS, Korea Selatan juga disebut-sedang memantau produksi peralatan misil Korut. Ini dilakukan menyusul munculnya laporan baru-baru ini yang mengindikasikan Korut mungkin sedang memproduksi peralatan untuk peluncur roket.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News