Optimisme itu muncul dipicu keputusan mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad yang kembali mencalonkan diri sebagai perdana menteri dari oposisi. Mahathir dikenal sebagai 'juara' Muslim Melayu di negara tersebut.
Baca: Mahathir Jadi Kandidat PM Malaysia dari Oposisi
Di kota kecil Kuala Pilah, pengusaha Melayu Abdul Moktar Awalluddin mengatakan dirinya telah mencabut dukungan kepada Organisasi Nasional Malaysia Bersatu (UMNO) pimpinan Najib Razak.
"Cukup sudah. Orang-orang Melayu di pedesaan menderita secara ekonomi, termasuk saya sendiri. Saya akan memilih oposisi yang dipimpin Mahathir Mohamad," tukasnya, seperti dikutip dari AFP, Selasa 8 Mei 2018.
Orang-orang Melayu yang mencapai sekitar 60 persen dari 32 juta penduduk di negara tersebut, telah lama membentuk koalisi Barisan Nasional. Kelompok ini menjadi kunci kemenangan dalam pemilihan umum di Malaysia.
Koalisi ini berhasil mendorong kebijakan yang mendukung orang-orang Melayu atas minoritas etnis Tionghoa dan India di negara tersebut. Pemerintah bahkan mendukung mereka dengan bantuan keuangan dan prioritas dalam melakukan pekerjaan di pemerintahan.
Namun, sejak meningkatnya kemarahan atas skandal keuangan, dukungan koalisi ini nampak redup. Mahathir melihat hal tersebut sebagai langkah baik untuk keluar dari masa pensiunnya dan kembali menjadi perdana menteri.
Baca: Rencana Mahathir Mohamad Singkirkan Najib Razak
Pihak oposisi berusaha memproyeksikan citra yang lebih multi-rasial dengan memobilisasi dukungan di antara warga Melayu pedesaan. Cara ini dilakukan untuk menggulingkan pemerintahan Najib, anak didik Mahathir.
Pemilu kali ini menempatkan Najib, politikus berdarah biru, melawan mantan mentornya, Mahathir yang pernah menjadi PM selama 22 tahun hingga 2003. Mahathir pernah dianggap sebagai tokoh yang berhasil memodernisasi Malaysia.
Sementara itu kampanye pemilu Malaysia diwarnai aksi saling tuduh dari kedua kubu. Mahathir menyerang Najib dengan 1MDB, sementara PM menyinggung mengenai gaya otoriter mantan pemimpin tersebut.
Mahathir adalah kandidat perdana menteri dari Pakatan Harapan jika partai ini memenangkan mayoritas 222 kursi Parlemen pada 9 Mei nanti. Ia setuju menyerahkan posisi perdana menteri ke Anwar Ibrahim, tokoh Malaysia yang dikabarkan akan bebas dari penjara pada 8 Juni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News