“Jelas sekarang ini dapat digambarkan sebagai serangan teroris,” katanya, dilansir dari laman AFP, Jumat 15 Maret 2019.
Ardern menggambarkan hari ini sebagai salah satu hari tergelap bagi Selandia Baru. Beberapa kepala negara, seperti Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan serangan tersebut sangat kejam.
“Serangan terhadap orang-orang yang tengah berkumpul untuk salat tersebut sangat mengejutkan. Sungguh kejam,” tuturnya.
Baca: Dua WNI Terluka dalam Penembakan di Masjid Selandia Baru
Laman Stuff melaporkan 41 orang tewas di Central Mosque, 7 di Linwood Mosque, dan seorang lainnya di Rumah Sakit Christchurch. Sementara itu, 48 orang berada di rumah sakit, termasuk anak-anak.
Salah seorang pelaku diketahui diidentifikasi bernama Brenton Tarrant. Pria 28 tahun itu berkewarganegaraan Australia.
Dia ditangkap dalam sebuah mobil penuh dengan peledak dan senjata di Brougham St. Dua pelaku lainnya masih ditahan kepolisian, sementara seorang lainnya dilepas karena dianggap tidak terkait penyerangan tersebut.
Sehubungan dengan insiden ini, KBRI Wellington mengimbau seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Selandia Baru, Tonga dan Samoa untuk berhati-hati untuk sementara waktu.
Baca: KBRI Wellington Imbau WNI Waspada Usai Penembakan
“Untuk seluruh WNI di wilayah-wilayah yang disebutkan agar tetap waspada dan aktif memantau perkembangan pemberitaan media terkait insiden ini,” sebut keterangan dari KBRI Wellington.
Diketahui ada enam WNI yang ada di dalam masjid ketika penembakan terjadi. Tiga orang dikonfirmasi berhasil kabur dan tiga orang lainnya masih dalam pencarian.
Perkembangan terbaru menyebutkan dua WNI terluka dalam aksi teror yang dilakukan empat orang tersebut. Mereka masih dirawat di rumah sakit untuk menyembuhkan luka-luka.
Menurut data Kemenlu RI, saat ini ada 330 WNI yang bermukim di Christchurch dan 130 di antaranya merupakan mahasiswa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News