Menlu Jepang Fumio Kishida di Tokyo, 24 Agustus 2016. (Foto: KATSUMI KASAHARA)
Menlu Jepang Fumio Kishida di Tokyo, 24 Agustus 2016. (Foto: KATSUMI KASAHARA)

Jepang akan Kirim Kembali Dubesnya ke Korea Selatan

Willy Haryono • 03 April 2017 16:04
medcom.id, Tokyo: Jepang akan mengirim kembali duta besarnya ke Korea Selatan setelah sempat ditarik akibat ketegangan diplomatik. Tokyo menilai kedua negara harus bekerja sama dalam mengantisipasi ancaman dari Korea Utara. 
 
Negeri Sakura menarik dubesnya di Korsel pada Januari atas sebuah patung yang ditaruh aktivis di luar konsulat Jepang di Busan pada tahun lalu. 
 
Patung itu merupakan simbol dari "wanita penghibur" -- istilah bagi perempuan yang dipaksa bekerja di rumah bordil Jepang pada era Perang Dunia II. 

Menurut Jepang, patung itu melanggar semangat perjanjian 2015 yang disepakati untuk menyelesaikan masalah wanita penghibur di masa lalu. Jepang telah meminta maaf kepada Korsel dan membayarkan sejumlah uang kepada sejumlah wanita yang merasa dirugikan semasa perang. 
 
Menteri Luar Negeri Korsel pada saat itu menegaskan pemerintahannya "akan berusaha menyelesaikan" masalah adanya sebuah patung serupa di dekat Kedubes Jepang di Seoul sejak 2011. 
 
Patung di Seoul itu, yang merupakan simbol bagi aktivis untuk memperjuangkan hak-hak mantan wanita penghibur, masih berdiri hingga saat ini. Jepang menilai munculnya patung serupa di Busan sebagai sesuatu yang tidak dapat diterima. 
 
Jepang akan Kirim Kembali Dubesnya ke Korea Selatan
Patung yang menyimbolkan wanita penghibur di dekat konsulat Jepang di Busan. (Foto: AFP)
 
Namun meningkatnya kekhawatiran atas program nuklir dan misil balistik Korut membuat Menlu Jepang Fumio Kishida mengirimkan kembali Dubes Yasumasa Nagamine ke Seoul pada Selasa besok. "Jepang dan Korea Selatan perlu bertukar informasi dan berkomunikasi dalam menghadapi masalah Korea Utara," ungkap Kishida kepada awak media, seperti dilansir AFP, Senin 3 April 2017.
 
Kishida mengatakan Jepang akan mendorong Korsel mengimplementasikan perjanjian "wanita penghibur" setelah Nagamine tiba di Negeri Gingseng. 
 
Masalah wanita penghibur telah menjadi penghambat hubungan bilateral Jepang dan Korsel. Namun kedua negara telah mencapai kesepakatan pada akhir 2015 untuk tidak lagi membahas hal tersebut. 
 
Di bawah perjanjian itu, di mana kedua negara menyebutnya sebagai "langkah final dan tidak dapat diubah lagi," Jepang meminta maaf dan membayarkan satu juta yen kepada mantan sejumlah wanita penghibur.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan