Militan anak-anak dari kelompok Maute. (Foto: Angkatan Bersenjata Filipina)
Militan anak-anak dari kelompok Maute. (Foto: Angkatan Bersenjata Filipina)

Maute Rekrut Anak-Anak dan Remaja untuk Lawan Pemerintah

Sonya Michaella • 11 Juli 2017 10:21
medcom.id, Manila: Hampir dua bulan sudah darurat militer diberlakukan di Marawi, Filipina Selatan oleh Presiden Rodrigo Duterte. Meski begitu, baku tembak dan ledakan bom terdengar setiap hari di penjuru kota Marawi.
 
Di antara para militan kelompok Maute yang melawan militer Filipina, terdapat anak-anak dan remaja yang juga menjadi militan.
 
"Para remaja ini mungkin sudah direkrut sejak kecil dan sudah dilatih untuk menggunakan senjata," kata juru bicara AFP, Brigadir Jenderal Restituto Padilla.

Namun, AFP tidak mengetahui persis jumlah anak-anak dan remaja yang direkrut Maute untuk berperang melawan pemerintah.
 
"Keadaan ini sangat mengganggu. Sementara kami berusaha keras menghindari untuk melibatkan remaja, mereka malah merekrutnya. Mereka juga memaksa sandera untuk ikut melawan pemerintah," ungkapnya.
 
Jika para sandera tidak mengikuti keinginan Maute, mereka akan dieksekusi. AFP telah menerima laporan bahwa sudah ada enam sandera yang dieksekusi karena tak mau melawan pemerintah.
 
"Saat ini, mungkin masih ada sekitar 12 sandera di tangan Maute, termasuk seorang pastor," tutur Padilla, seperti dikutip Inquirer, Selasa 11 Juli 2017.
 
Akibat pertempuran di Marawi ini, lebih dari 500 orang tewas, termasuk 379 militan, 89 tentara dan polisi serta 39 warga sipil, menurut data yang dirilis pemerintah.
 
Sebagian penduduk Marawi juga lebih memilih untuk meninggalkan kotanya untuk sementara waktu, sampai keadaan pulih kembali. 
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan