Dubes Esti Andayani (baju biru) ditargetkan meningkatkan perdagangan Indonesia dan Italia (Foto: Dok. Kemenlu RI).
Dubes Esti Andayani (baju biru) ditargetkan meningkatkan perdagangan Indonesia dan Italia (Foto: Dok. Kemenlu RI).

Target Besar Perdagangan Indonesia-Italia untuk Dubes RI

Fajar Nugraha • 13 April 2017 17:15
medcom.id, Jakarta: Hubungan Indonesia dengan Italia terus diperkuat dengan kerja sama bidang ekonomi. Salah pasar yang menjadi andalan Indonesia di Italia adalah minyak kelapa sawit.
 
Peningkatan perdagangan antara Italia dan Indonesia pun menjadi target dari RA Esti Andayani. Sebagai Duta Besar terlantik Indonesia untuk Italia, isu ekonomi menjadi perhatian.
 
"(Target sebagai dubes) Ya itu tadi meningkatkan tingkat perdagangan kita hingga 25 persen dari semua sektor. Tak hanya CPO (minyak kelapa sawit) tetapi juga kopi dan berbagai produk lainnya," ujar mantan Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri itu, kepada wartawan di Jakarta, Kamis 13 April 2017.
 
"Meningkatkan investasi 25 persen juga, ke Indonesia yang selama ini mencapai USD104 juta pada tahun lalu, khusus di bidang manufaktur, kimia dan lain-lain. Selama ini perdagangan antara kedua negara lebih banyak surplus di Indonesia," imbuhnya.
 
Minyak kelapa sawit menjadi komoditi utama dalam hubungan perdagangan Indonesia dan Italia. Namun masalah muncul ketika Parlemen Eropa mengeluarkan Resolusi Parlemen Eropa tentang  Palm Oil and Deforestation of Rainforests yang disahkan melalui pemungutan suara pada sesi pleno di Strasbourg 4 April 2017. Resolusi itu menyebutkan bahwa minyak kelapa sawit menjadi penyebab deforestasi di negara produsen kelapa sawit.
 
Dengan kondisi tersebut, Dubes Esti menyebutkan bahwa produk minyak kelapa sawit Indonesia tetap memiliki peluang besar masuk ke Italia. "Biasanya kan melalui Rotterdam (Belanda), yang biayanya cukup tinggi, karena dia (jaraknya) jauh," tutur Esti. 
 
"Kita sudah upayakan ada satu pelabuhan di Italia sendiri yang sebenernya lebih tepat dijadikan (tempat bongkar muat) bahwa akan lebih murah penanganannya, cuma 15 euro, sementara di Rotterdam 25 euro. Jadi sedang kita upayakan," pungkasnya.
 
Meskipun ada resolusi dari Parlemen Eropa, mantan Dubes Indonesia untuk Norwegia itu optimis bahwa minyak kelapa sawit Indonesia bisa meraih keuntungan. Menurutnya selama ini minyak kelapa sawit Indonesia banyak digunakan untuk biofuel, sebagai alternatif, sebagai bahan energi terbarukan, selain juga untuk minyak goreng.
 
Sebelumnya pemerintah RI, Resolusi Parlemen Eropa menggunakan data dan informasi yang tidak akurat dan akuntabel terkait perkembangan minyak kelapa sawit dan manajemen kehutanan di negara-negara produsen minyak sawit, termasuk Indonesia. Resolusi itu juga melalaikan pendekatan  multistakeholders. Pemerintah Indonesia menekankan bahwa penanaman minyak sawit bukanlah penyebab utama kebotakan hutan atau deforestasi.
Berdasarkan kajian Komisi Eropa pada 2013, dari total 239 juta hektar (ha) lahan yang mengalami deforestasi secara global dalam kurun waktu 20 tahun, 58 juta ha terdeforestasi akibat sektor peternakan (livestock grazing), 13 juta ha akibat penanaman kedelai, delapan juta hektar dari jagung, dan enam juta hektar dari minyak sawit. Dengan kata lain, total minyak sawit dunia hanya berkontribusi kurang lebih sebesar 2,5 persen terhadap deforestasi global.
 
Bahkan, minyak sawit menjadi bagian dari solusi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan berkontribusi positif pada peningkatan permintaan global biofuel sebagai pengganti bahan bakar fosil. Minyak sawit sejauh ini merupakan minyak nabati paling produktif dalam hal perbandingan luas lahan dan hasil produksi.
 
Untuk itu, Pemerintah RI menilai bahwa skema sertifikasi tunggal yang diusulkan dalam Resolusi Parlemen Eropa berpotensi meningkatkan hambatan yang tidak perlu dalam perdagangan (unnecessary barriers to trade) dan kontraproduktif terhadap upaya peningkatan kualitas minyak sawit yang berkelanjutan.
 
Isu ini menjadi tantangan bagi Dubes Esti yang akan segera mengemban tugas sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) untuk Italia dan berkedudukan di KBRI Roma.
 
Posisi dubes bukan pertama kalinya dijabat oleh perempuan kelahiran Yogyakarta, 3 Januari 1957 itu. Selain pernah mejabat sebagai Dubes Norwegia, diplomat senior tersebut pernah pula menjabat Direktur Kerja Sama Teknik, Ditjen Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri pada 27 Desember 2005 hingga Maret 2010. 
 
Pada 1 Juli 2004-Desember 2005, Dubes Esti sempat menjabat sebagai Direktur Komoditi dan Standarisasi, Ditjen Multilateral Ekubang Kemlu. Dirinya juga menjabat sebagai Kepala Bidang Ekonomi I, PTRI Jenewa, Sepanjang 2002-2004.
 
Kemudian pada 1999-2002 dirinya menjabat Kasubdit Kerja Sama Ekonomi OKI, Dit. HENB. Sempat juga selama Maret hingga Oktober 2014, Dubes Esti menjadi Pjs Kabag Perhubungan, Keuangan & Perbankan, Biro ekonomi ASEAN.
 
Sementara pada 1988-1991, dirinya pun dipercaya menjadi Kasub Bidang Konsuler, Konsulat RI di Bombay, India.
 
Kini posisi Dubes Indonesia untuk Italia akan diemban olehnya. Diharapkan kerja sama antara kedua negara bisa lebih meningkat dan memberikan keuntungan.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan