Direktur Utama PT Global Transenergi International, Riswandi (Foto: Sonya Michaella/MTVN)
Direktur Utama PT Global Transenergi International, Riswandi (Foto: Sonya Michaella/MTVN)

Pihak Perusahaan Harapkan Tak Ada Lagi ABK WNI Disandera

Sonya Michaella • 13 Mei 2016 17:47
medcom.id, Jakarta: Direktur Utama PT Global Transenergi International, Riswandi berharap tidak ada peristiwa penyanderaan terhadap anak buah kapal warga negara Indonesia (ABK WNI) yang menimpa pelayaran nasional.
 
"Kami sebagai pihak perusahaan mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia dan kami berharap tak akan ada lagi peristiwa penyanderaan yang menimpa pelaut Indonesia," kata Riswandi di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Jumat (13/5/2016).
 
Ia menegaskan sejak pertama kali menerima kabar bahwa empat karyawannya menjadi sandera kelompok Abu Sayyaf mereka langsung berkoordinasi dengan Pemerintah Indonesia. 
 
( Baca: Kemenlu: 4 WNI Korban Sandera Abu Sayyaf Dibebaskan Tanpa Tebusan https://www.medcom.id/internasional/asia/0KvVG3lK-kemenlu-4-wni-korban-sandera-abu-sayyaf-dibebaskan-tanpa-tebusan )
 
"Kami bersyukur bahwa empat karyawan kami bisa kembali dengan selamat dan sehat juga bisa berkumpul kembali dengan keluarganya masing-masing," lanjutnya lagi.

Pihak Perusahaan Harapkan Tak Ada Lagi ABK WNI Disandera
Foto: Istri dari Loren Marinus Petrus, Aksamina Marani/Sonya Michaella
 
Sementara itu, istri dari Loren Marinus Petrus, Aksamina Marani sebagai perwakilan keluarga sangat mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia yang telah berupaya keras dalam membebaskan suaminya dan juga tiga ABK WNI lainnya.
 
"Kami ucapkan banyak terima kasih kepada Presiden Jokowi, Menlu Retno, Panglima TNI dan pihak-pihak yang telah membantu sehingga suami saya dan teman-temannya dapat kembali ke Indonesia dengan selamat," ujarnya.
 
Kementerian Luar Negeri RI melalui Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi secara resmi telah menyerahkan empat anak buah kapal berkewarganegaraan Indonesia yang disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf di Filipina Selatan sejak 15 April.

Pihak Perusahaan Harapkan Tak Ada Lagi ABK WNI Disandera
Foto: Menlu Retno dan ABK WNI yang dibebaskan/Dok.Kemenlu RI
 
Dimulai dari penandatanganan berita acara serah terima dari Menlu Retno kepada perwakilan keluarga masing-masing ABK dengan disaksikan Direktur Utama PT Global Transenergi Internasional, Riswandi dan Direktur PWNI, Lalu Muhamad Iqbal.
 
Kemenlu RI juga menyatakan sudah mengadakan pembicaraan dengan pihak perusahaan agar hak-hak para ABK WNI diberikan sesuai dengan peraturan perusahaan.
 
(Baca: 4 WNI Sandera Abu Sayyaf Sudah Dibebaskan https://www.medcom.id/nasional/peristiwa/gNQYl9aN-4-wni-sandera-abu-sayyaf-sudah-dibebaskan )
 
Presiden Joko Widodo mengumumkan pada Rabu 11 Mei bahwa empat WNI yang disandera kelompok militan Abu Sayyaf sudah dibebaskan. 
 
Jokowi menuturkan, pembebasan tersebut berhasil dilakukan atas kerja sama antara Indonesia dan Filipina. Termasuk hasil dari pertemuan trilateral antara Indonesia, Filipina dan Malaysia di Yogyakarta beberapa waktu lalu.
 
Empat WNI yang ditawan merupakan anak buah kapal dari Kapal Tunda TB Henry dan Kapal Tongkang Cristi. Kapal ini hendak kembali dari Cebu Filipina menuju Tarakan.
 
Namun di perjalanan, kapal ini dibajak salah satu faksi dari kelompok militan Abu Sayyaf. Satu orang ABK tertembak, namun berhasil diselamatkan polisi Maritim Malaysia.
 
Selain itu, lima orang ABK berhasil menyelematkan diri dari kejadian itu. Sedangkan empat orang ditangkap dan ditawan. Dalam usaha membesaskan empat WNI tersebut, Jokowi melakukan komunikasi dengan Presiden Filipina.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan