Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan negosiasi berbasis teks mengenai 20 chapter dan semua isu akses pasar sudah berhasil diselesaikan oleh 15 negara anggota sisanya. Meski pun India keluar, namun hal tersebut tak boleh menjadi halangan.
"Ini (keluarnya India) akan menjadi tantangan, tetapi kita tidak bisa (tersandera). Sudah cukup lama, lebih dari tujuh tahun kita menegosiasikan," kata Retno di hadapan para pelaku usaha di Menara KADIN, Jakarta, Selasa 19 November 2019.
Retno mengatakan dengan diselesaikannya negosiasi berbasis teks, para pemimpin RCEP meminta agar segera dilakukan legal scrubbing --memastikan teks tersebut dapat diimplementasikan secara hukum dan diadopsi ke dalam bahasa masing-masing negara-- agar penandatanganan RCEP dapat dilakukan pada 2020.
Dalam pertemuan tersebut, Retno mengungkapkan pernyataan bersama para pemimpin RCEP. Intinya mengatakan bahwa semua negara yang berpartisipasi dalam RCEP akan bekerja sama untuk menyelesaikan masalah yang ada dengan cara saling memuaskan.
"India memiliki masalah luar biasa signifikan yang masih belum terselesaikan. Semua negara yang berpartisipasi RCEP akan bekerja sama untuk menyelesaikan masalah luar biasa ini dengan cara yang saling memuaskan. Keputusan akhir India tergantung keputusan yang memuaskan dari masalah ini," demikian dikutip dari pernyataan bersama pemimpin RCEP.
Retno mengatakan dia tidak tahu jika India akan berpartisipasi kembali jika kesepakatan negosiasi berdasarkan teks ini ditandatangani.
Jika bersama dengan India, maka populasi RCEP menjadi 47,4 persen dari jumlah penduduk dunia. Jumlah ini cukup jauh jika India keluar yang hanya sekitar 29,6 persen. Pasalnya, populasi India sendiri cukup besar, yakni 1,3 miliar jiwa.
Sedangkan, berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB), jika bersama India akan berada di angka 32,2 persen PDB dunia. Jika tidak, jumlahnya tidak akan berpengaruh jauh, yakni sekitar 29 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News