Mantan Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull, mengatakan bahwa tarif adalah pajak yang dibayarkan konsumen kepada negara yang memberlakukannya. Dia menilai kebijakan proteksionisme yang dilakukan Presiden AS Donald Trump bukan solusi untuk keluar masalah rendahnya nilai pertumbuhan dagang.
"Intinya, ketika kita mengurangi tarif dan membuka perdagangan, hal itu akan menciptakan lebih banyak pekerjaan," ucap Turnbull, dalam kuliah umum mengenai Advancing the Australia-Indonesia Economic Relationship di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Selasa, 1 Oktober 2019.
Turnbull mengatakan Negeri Kanguru telah mempelajari kasus semacam itu beberapa waktu lalu, tepatnya saat Australia masih menerapkan proteksionisme tinggi dalam keuangan.
Terkait hubungan Indonesia Australia, khususnya mengenai perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA), Turnbull menilainya sebagai solusi tepat untuk mengurangi imbas dari perang dagang AS-Tiongkok.
IA-CEPA, imbuh Turnbull, malah dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia-Australia, serta dan menghilangkan atau mengurangi hambatan dalam dunia perdagangan. "IA-CEPA akan menetapkan aturan modern, baik dalam layanan, investasi, dan perdagangan digital berkualitas tinggi," jelasnya.
Australia dan Indonesia menandatangani IA-CEPA pada awal tahun ini. IA-CEPA telah dinegosiasikan sejak 2010 dan rencananya diteken akhir tahun lalu setelah perundingan telah diselesaikan pada Agustus 2018.
Sementara itu, delegasi AS dan Tiongkok dijadwalkan akan kembali bertemu untuk membahas perang dagang.
Tanggal pasti pertemuan belum ditentukan, namun Wakil PM Liu He memastikan akan berlangsung usai perayaan Hari Nasional Tiongkok yang berlangsung mulai hari ini hingga 7 Oktober.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News