"Selamat @RealDonaldTrump. Demokrasi adalah yang mengikat AS dan Taiwan sampai saat ini. Tidak sabar untuk memajukan kerja sama dan persahabatan," tulis Tsai di akun Twitternya, beberapa menit setelah Trump resmi jadi presiden.
Menurut pernyataan kantor presiden Taiwan, Tsai juga berjanji untuk memperdalam hubungan Taiwan dan AS, yang dianggapnya sebagai sekutu internasional yang paling penting. Taiwan dan AS pun akan berbagi nilai bersama seperti kebebasan, hak asasi manusia, dan demokrasi.
Dilansir Reuters, Sabtu (21/1/2017), pernyataan dari Taiwan ini mungkin akan membuat Tiongkok kalang kabut. Pasalnya, Tiongkok telah melarang AS untuk berhubungan dengan Taiwan.
Ketegangan antara Tiongkok-AS-Taiwan ini kembali memanas ketika Tsai transit di AS saat melakukan perjalanan ke Amerika Tengah.
Meskipun Trump tak menemuinya, namun sejumlah politisi Partai Republik menerima kedatangan Tsai yang hanya beberapa jam tersebut, termasuk Senator Ted Cruz.
Gawatnya, Trump sempat menyatakan bahwa AS tak harus terikat dengan kebijakan 'Satu Tiongkok'. Ia mempertanyakan sikap AS yang sudah diberlakukan selama hampir empat dekade. Langkah ini cenderung mengundang kemarahan Beijing.
"Saya sepenuhnya memahami kebijakan 'satu Tiongkok,' tapi saya heran mengapa kita harus terikat dengan kebijakan 'satu Tiongkok' kecuali jika kita membuat kesepakatan dengan Tiongkok dan berkaitan dengan hal-hal lain, termasuk perdagangan," kata Trump, kala itu.
Hubungan telepon Trump dengan Presiden Tsai Ing-wen adalah kontak pertama AS ke Taiwan sejak Presiden Jimmy Carter mengalihkan pengakuan diplomatik dari Taiwan ke Tiongkok pada 1979. Ketika itu, AS mengakui Taiwan sebagai bagian dari "satu Tiongkok."
Beijing menganggap Taiwan provinsi yang membangkang, dan urusan terkait ini merupakan hal sensitif bagi Tiongkok. Para pejabat Tiongkok belum merespons komentar Trump.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News