Kedatangan mereka di Ruang Pancasila Kemenlu disambut isak tangis keluarga. Betapa tidak, sekitar empat setengah tahun, Sudirman, Elson, Supardi dan Ardi disekap oleh perompak di Somalia.
"Upaya pembebasan memang memakan waktu yang lama. Hal ini disebabkan kompleksitas situasi di Somalia dan sekitar Somalia. Instruksi pembebasan telah turun dari Presiden Joko Widodo sejak Januari 2015," ujar Menlu Retno di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Senin (31/10/2016).
Disebutkan bahwa 1,5 tahun mereka berempat disekap di atas kapal. Setelah itu, tiga tahun sisanya mereka disekap di daratan.
"Salah satu kendala yang kami alami di daratan adalah ada kelompok penyandera lainnya yang ingin mengambil alih empat WNI kita," lanjut Menlu Retno.
Hal ini, ungkapnya, yang menyulitkan proses pembebasan yang memakan waktu cukup lama.

Menlu Retno juga mengatakan bahwa untuk pembebasan empat sandera ini dilakukan secara komprehensif, salah satunya adalah berkoordinasi dengan negara-negara asal sandera lainnya, seperti Vietnam dan Taiwan.
Menlu Retno membeberkan bahwa empat sandera tiba di Nairobi pada 23 Oktober lalu dan langsung dijemput duta besar RI di Nairobi dan tim Kemenlu yang dipimpin Direktur PWNI BHI, Lalu Muhamad Iqbal.
"Setelah itu, mereka langsung dibawa ke Wisma Indonesia. Mengapa? Agar mereka merasa langsung di Indonesia, karena wisma Indonesia memang rumah kita di luar," ucap mantan dubes RI di Belanda ini.
Malangnya, salah satu ABK WNI diketahui ada yang meninggal pada 2014 lalu saat disandera akibat sakit yang bernama Nasirin. Kemenlu juga memfasilitas empat WNI eks-sandera ini untuk mengunjungi keluarga Nasirin di Cirebon.

"Mereka ingin berbelasungkawa langsung kepada keluarga Nasirin dan juga menyampaikan bahwa jenazah almarhum sudah dimakamkan secra syariah di sana," tuturnya.
Empat ABK WNI ini disandera pada 2012 lalu di perairan Seychelles. Saat itu, mereka sedang menaiki kapal Naham 3 asal Taiwan yang dioperasikan perusahaan Oman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News