Memilih lebih awal biasanya kurang mendapat perhatian di Thailand, namun hal berbeda terlihat hari ini. Banyak warga datang berduyun-duyun ke tempat pemungutan suara.
Lebih dari 2,3 juta warga Thailand diyakini akan memberikan suaranya lebih awal sebelum pemilu dibuka secara resmi pada Minggu pekan depan. Sejak kudeta yang menggulingkan Yingluck Shinawatra pada 2014, junta militer Thailand telah berulang kali menunda pemilu.
"Akhirnya saya memiliki kesempatan untuk menggunakan hak suara. Saya sudah menunggu ini sejak lama," ucap Paka Kaengkhiew, wanita berusia 48 tahun yang mengantre di sebuah TPS di distrik Phra Khanong di Bangkok, seperti disitat dari laman Channel News Asia.
Di distrik Dusit -- banyak terdapat kantor militer serta gedung pemerintah -- warga berkerumun di sebuah TPS di lapangan sekolah. Mereka sabar mengantre, dengan dibantu relawan dari kalangan siswa sekolah.
Prem Tinsulanonda, kepala dewan penasihat Raja Thailand Maha Vajiralongkorn, tiba di sekolah tersebut pada pukul 09.00 pagi waktu setempat.
Disaksikan media lokal dan internasional, pria 98 tahun yang duduk di kursi roda itu didorong ke sebuah ruang kelas. Tinsulanonda kemudian berdiri dan berjalan ke bilik suara.
Lebih dari 51 juta warga Thailand memiliki hak pilih dalam pemilu mendatang, yang digelar di bawah konstitusi baru yang dibuat junta militer pimpinan Prayuth Chan-0-Cha.
Sejumlah analis menilai konstitusi baru ini lebih condong menguntungkan kubu militer. Namun para warga tetap berharap akan ada perubahan positif di Thailand.
"Saya menggunakan hak suara hari ini dengan harapan ada perubahan ke arah yang lebih baik," kata Mart Bupa, warga berusia 53 tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id