Menurut pejabat senior Malaysia, Datuk Seri Abdul Rahman Dahlan, pernyataan Shabudin tidak bisa diterima. Menteri di Departemen Perdana Menteri itu mengaku kecewa berat dengan pernyataan Shabudin dalam Dewan Rakyat.
"Setiap anak berhak untuk hidup, bermimpi, dan bersenang-senang. Jika orang tua tidak dapat memberi masa kecil yang layak bagi anak-anak mereka, menjadi tanggung jawab pemerintah demi melindungi kepentingan terbaik anak-anak Malaysia," kata Abdul Rahman dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Eleven Myanmar, Kamis 6 April 2017.
Shabudin, pada Selasa 4 Maret 2017, mengatakan bahwa tidak ada salahnya korban perkosaan menikah dengan pemerkosanya. Ia bahkan menyebutkan bahwa beberapa anak berusia sembilan tahun "secara jasmani dan rohani" sudah siap untuk menikah.
Dia berbicara saat memperdebatkan RUU Pelanggaran Seksual Terhadap Anak Tahun 2017 setelah beberapa anggota parlemen oposisi menyarankan amandemen agar menyertakan pernikahan anak sebagai suatu pelanggaran.
Sejak saat itu, Shabudin telah dibanjiri luapan kritik keras di dunia maya.
Berkomentar lebih lanjut tentang pernyataan Shabudin, Abdul Rahman mengatakan bahwa Pasal 375 (g) Hukum Pidana Malaysia menyatakan bahwa setiap pria yang berhubungan seks dengan seorang gadis di bawah usia 16 tahun dianggap telah memerkosa, terlepas apakah hubungan itu berdasarkan suka sama suka.
"Hal ini dengan catatan bahwa saya percaya hukum yang berlaku untuk melindungi anak-anak kita, terutama gadis di bawah umur," kata Abdul Rahman.
“Karena itu, tidak dapat diterima di abad ke-21 ini, bila kita menyarankan bahwa seorang pemerkosa yang seharusnya dituntut bisa lepas tanggung jawab hukum hanya dengan menikahi korbannya,” tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id